Laporan: Winda Mayma Turnip
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kelapa muda bakar yang disajikan dengan olahan rempah-rempah merupakan salah satu minuman khas dari Provinsi Aceh. Minuman herbal ini dipercaya memiliki beragam khasiat, seperti melancarkan aliran darah, meningkatkan sistem imun tubuh, mengobati kolesterol, asam urat, asam lambung, hingga melegakan batuk dan pilek.
Saat dihidangkan, air kelapa muda yang hangat mengeluarkan aroma khas dan rasa manis yang sedikit asam. Dengan takaran yang tepat, ramuan rempah-rempah seperti jahe merah, gula aren, serai dan kunyit, serta olahan lainnya, memberikan sensasi minuman herbal yang melegakan bagi tenggorokan.
Minuman khas ini rupanya juga mendapatkan peminatnya di Kota Pekanbaru, Riau. Kesempatan inilah yang kemudian dilirik oleh Febri Ramadhan bersama ibunya dengan membuka usaha kelapa bakar muda di Jalan Tuanku Tambusai, Kota Pekanbaru.
"Dulu sebenarnya ini usaha milik oom saya. Setelah oom meninggal, ibu mencoba memulai lagi berjualan kelapa muda bakar ini, kurang lebih sudah sekitar 3 atau 4 tahun lalu kita memulai usaha ini," ujarnya.
Menurutnya, omset penjualan kelapa ini pun tak kecil-kecilan. Meski dengan rendah hati tak ingin menjawab nilai pastinya, Febri mengakui penghasilan yang didapatkan per bulannya bisa mencapai puluhan juta hingga dapat digunakan sebagai modal untuk melamar dan menikahi pujaan hati.
"Kalau omset bisa dibilang lumayan, karena kita buka setiap hari. Bisa berkisar puluhan sampai ratusan juta. Alhamdulillah saya juga sudah punya modal nikah dengan berjualan kelapa ini, dalam waktu dekat akan menikah," jelasnya.
Febri menyebut jenis kelapa yang dijual di antaranya adalah kelapa muda biasa dan kelapa muda tampuk merah atau kelapa wulung. Harga masing-masing saat dihidangkan yakni Rp20 ribu per buah dan Rp35 ribu per buah.
"Kalau kelapa muda bakar yang jenis biasa itu harganya Rp20 ribu per buah, yang kelapa muda merah ini, tergantung besarnya juga, tapi rata-rata harganya Rp35 ribu per buah, untuk ukuran besar," jelasnya.
Febri mengatakan, penikmat kelapa bakar rempah ini cukup banyak. Dalam sehari, ia bisa membakar kelapa hingga beberapa kali. Oleh karena itulah ia berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang begitu besar.
"Sekali bakar bisa sampai 30 buah kelapa. Kemudian kita bisa membakar sampai beberapa kali lagi, kalau sudah habis, ya dibakar lagi," terangnya.
Salah satu kunci untuk menjaga pelanggannya, Febri mengatakan tidak menjual kembali kelapa yang tersisa dari penjualan hari kemarin. Hal ini ia lakukan demi menjaga cita rasanya.
"Kita tidak mau menjual kelapa yang dibakar kemarin, karena rasa dan kualitasnya juga pasti sudah berbeda. Jadi untuk dijual hari ini, kita bakar hari ini," pungkasnya.