Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Tak sedikit orangtua yang menjadikan gadget atau gawai sebagai ‘senjata’ untuk menenangkan anak. Tak heran jika saat ini banyak anak menghadapi masalah kecanduan gadget yang mengganggu proses perkembangan motorik dan proses belajar mereka.
Mengenalkan teknologi gadget sebenarnya juga bukan hal yang salah walau ada beberapa aturan yang harus dijalankan serta risiko yang perlu diantisipasi sebelumnya. Ini untuk mencegah anak-anak mengalami kecanduan, yang malah jadi bumerang bagi perkembangan si anak sendiri.
Kecanduan gadget pada anak tidak boleh dianggap enteng. Pasalnya, kebiasaan main gadget terus-terusan akan berdampak buruk pada kesehatan anak dalam jangka panjang.
Mengatasi anak kecanduan gadget pada anak merupakan hal yang perlu orang tua upayakan sebisa mungkin. Sebab masalah tersebut dapat mengganggu proses belajar dan tumbuh kembang anak. Kebiasaan ini juga dapat memicu anak mengalami kecanduan game online.
Dilansir dari Play Ground Equipments, penelitian yang dilakukan Common Sense Media mengungkap terjadi peningkatan luar biasa pengguna gadget usia anak hanya dalam waktu dua tahun. Dari angka 38% di tahun 2011, survey menunjukkan peningkatan luar biasa hingga 72% di 2013 silam.
Studi tersebut membuat American Academy of Pediatrics khawatir dan memperingatkan bahaya penggunaan gadget bagi anak di bawah usia 2 tahun.
Alasannya, kebiasaan tersebut bisa mengubah sifat alami masa kanak-kanak. Studi University of Wisconsin juga menunjukkan bahwa balita cenderung merespons lebih pada layar video yang mengajak interaksi ketimbang terhadap interaksi manusia.
Jim Seyer, pendiri Common Sense Media, mengatakan gadget dapat mengubah gaya hidup masa kanak-kanak termasuk perkembangan motorik, dan mental. Dilansir dari Times of India, waktu yang dihabiskan anak untuk menatap gadget saat ini jauh lebih banyak ketimbang waktu mereka bermain di taman.
Akibatnya, beberapa risiko kesehatan seperti obesitas, insomnia, gangguan penglihatan, sakit leher dan carpal tunnel syndrome mengancam anak-anak.
Anak yang terlalu sering main gadget dapat mengalami berbagai gejala gangguan fisik. Gejala gangguan fisik tersebut meliputi susah tidur, nyeri punggung, peningkatan atau penurunan berat badan, gangguan penglihatan, sakit kepala, dan gangguan nutrisi.
Secara psikologis, anak terlalu sering main gadget juga mudah merasa cemas, sering bohong, memiliki perasaan bersalah, dan rasa kesepian. Bahkan, tak sedikit dari anak-anak yang kecanduan gadget memilih untuk mengisolasi dirinya, sering mengalami perubahan mood yang sangat cepat.
Sebagai orang tua, sebaiknya mulai berhati-hati jika aktivitas keluarga sehari-hari tidak dapat diikuti oleh anak-anak karena ia tidak bisa dipisahkan dari gadgetnya.
Misalnya saat anak enggan pergi ikut berbelanja mingguan, enggan makan malam bersama, malas untuk membuat kue bersama-sama karena tidak mau melewati aktivitasnya dengan gadget. Ini menandakan bahwa fokus anak hanya ada pada gadgetnya.
Situasi ini tidak baik bagi perkembangan anak dan mungkin menjadi pertanda anak telah kecanduan gadget. Umumnya, tanda atau gejala kecanduan gadget pada anak:
- Keasyikan bermain gadget dan lupa waktu.
- Menunjukkan kegelisahan ketika tidak bermain gadget.
- Semakin lama durasi bermain gadgetnya semakin bertambah.
- Gagal untuk mengurangi atau berhenti bermain dengan gadget.
- Kehilangan ketertarikan dengan dunia luar.
- Tetap menggunakan gadget meskipun mengetahui konsekuensi negatif yang akan didapatkan.
- Berbohong mengenai lama penggunaan gadget ke orang tua.
- Pakai gadget untuk mengalihkan perasaan.
Melansir situs Sutardja Center for Entrepreneurship and Technology, kecanduan gadget atau gawai dapat dialami oleh siapa saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, maupun ras.
Kecanduan yang terjadi di usia anak-anak dapat menghambat proses tumbuh kembangnya dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik dan mental.
Lalu bagaimana cara mengatasi kecanduan gadget pada anak? Berikut ulasannya:
1. Buat peraturan
Merujuk laman Hermina Hospitals, orang tua bisa membuat peraturan yang harus dipatuhi bersama mengenai berapa lama anak boleh memegang gadget dalam sehari dan kapan waktunya. Aturan ini harus disiplin dan konsisten dilaksanakan oleh orang tua dan anak.
2. Alihkan perhatian dari gawai
Beri alternatif lain yang mampu mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan mengajaknya berteman dengan anak sebaya, beri binatang peliharaan, ajak bersepeda, olahraga bersama dan aktivitas fisik lain.
3. Batasi akses
Membatasi akses fitur pada gadget miliknya, misalnya ia hanya boleh membuka jenis game yang bersifat edukatif, mengakses Youtube anak, dan konten pelajaran sekolah saja. Ini untuk mencegah anak mengakses situs lain yang berbahaya bagi pertumbuhan moral dan mentalnya.
4. Beri mainan motorik
Sediakan mainan yang merangsang perkembangan motorik anak seperti puzzle, bola, rubik, atau lainnya sebagai alternatif hiburan baginya saat tidak memegang gawai.
5. Orang tua memberi contoh
Orang tua memberi contoh dengan tidak selalu terlihat memegang gawai ketika bersama anak. Jangan melarang anak mengakses gawai sementara orang tua sendiri tak bisa lepas dari benda itu.
8. Dekatkan anak pada alam
Bantu anak untuk melakukan kegiatan di alam seperti berjalan-jalan menyusuri kebun, sawah, sungai, berkebun, dan jangan takut anak memegang tanah dan hal di alam lainnya. Ajak berlibur tanpa gawai sehingga anak akan terhubung secara alami dengan alam dan lingkungan.