Di Kampung Ini, Wanita Jomblo Tak Boleh Punya Ponsel

PONSEL-SAMSUNG.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Telepon seluler (ponsel) menjadi benda yang umum kita jumpai sekarang. Bahkan, tak sedikit orang yang mempunya lebih dari satu. Namun, di kampung bernama Suraj di India, ponsel tidak boleh dimiliki oleh perempuan yang masih jomblo atau di bawah umur.

 

Aturan ini dibuat tak main-main. Sanksi bagi pelanggarnya pun ada. Dimana, jika kedapatan, akan dikenakan denda sebesar kira-kira Rp 400.000. Lalu, bagi mereka yang berjasa melaporkan penggunaan ponsel oleh wanita lajang tersebut, diberi hadiah uang sebesar Rp 40.000.

 BACA JUGA: Besok, Seorang Ketua RT Bakal Bersaksi di Sidang Jessica

 

Lalu apa alasan aturan itu dibuat? Kepala Kampung Devshi Vankar seperti dirilis Hindustan Times justru bertanya, untuk apa wanita-wanita itu butuh handphone? Menurut dia, internet itu buang-buang waktu dan uang. "Khususnya bagi masyarakat kelas menengah seperti kami," ungkap Vankar.

 

"Para wanita ini akan lebih baik menggunakan waktu mereka untuk belajar atau sesuatu yang lebih berguna, ketimbang bermain ponsel," katanya lagi.



 KLIK JUGA : Mengapa China Miliki Masjid Khusus Wanita?

 

Penduduk di kampung itupun disebut menyetujui aturan tersebut. Sebab, selama ini ponsel diyakini menjadi pemicu maraknya anak-anak muda yang pergi dari rumah ataupun kabur dengan kekasihnya.

 

Namun, jika di rumah dan dalam pengawasan orangtua, para wanita itu masih diperbolehkan menggunakan ponsel. Sementara, bagi wanita yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, mereka diperbolehkan memakai ponsel di manapun.

 

"Mahasiswi adalah wanita yang sudah cukup dewasa untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu, mereka pun membutuhkan HP untuk kebutuhan pendidikan mereka, termasuk berhubungan dengan orangtua saat mereka harus sekolah di luar kampung," ujar Vankar seperti dikutip Indian Express.

 

Sementara itu, terkait pelarangan bagi wanita di bawah umur, Vankar mengatakan, peraturan ini justru melindungi mereka dari gangguan selama sekolah dan menjadi korban pelecehan dari kawan-kawan lelaki mereka melalui aplikasi messaging.

 

"Semua orang tahu, apa yang terjadi di dunia terkait mobilephone. Saat ini era Whatsapp, di mana banyak orang melakukan percakapan private mereka dengan layanan itu. Kami harus menyelamatkan para wanita muda itu," kata dia.