Bergelimang Harta, Pria Ini Justru Tak Bahagia

Person.jpg
(INTERNET)

 

 

RIAU ONLINE - Masih berpikir banyak uang menjamin hidup bahagia? Seorang hartawan membuktikan anggapan umum tersebut ternyata salah.

 

Dengan teknologi yang semakin maju, peluang seseorang menjadi kaya seolah menjadi mudah. Markus `Notch` Persson adalah satu contoh miliader baru.

 

Pria 36 tahun pendiri Mojang, sukses menciptakan permainan populer Minecraft dan sukses menjualnya ke Microsoft senilai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 35,47 triliun.

 

Dengan uang itu, Persson membeli sebuah mansion seharga US$ 70 juta di kawasan elite AS, Beverly Hills.

 

Usai menyelesaikan transaksi dengan Microsoft, dia memulai kehidupan baru. Dalam pikirannya terbayang akan adanya kehidupan lebih baik setelah sukses menjual aplikasi game-nya.

 



Ternyata, bayang-bayang hidup bahagia justru sirna. Dalam serangkaian tweet yang diunggahnya, Persson mengumbar perasaannya selama ini.

 

Sedikit melankolis, Persson mengungkapkan jika uang bukanlah segalanya. "Ketika memiliki segalanya, Anda kehilangan hal lain. Berinteraksi juga semakin tak mungkin karena kesenjangan," curhat Persson seperti dikutip Dream dari laman cnet.com, Kamis, 3 September 2015.

 

Terlepas dari persepsi tweet tersebut, bagi sebagian orang, Persson dianggap sebagai pria yang memilii segalanya. Namun, dia merasa kesulitan menjalin hubungan sosial.

 

Bahkan dalam posting lanjutannya, Persson mengatakan, "Bersantai di Ibiza dengan banyak teman dan berpesta dengan orang terkenal, melakukan segala hal yang saya mau, dan saya tak merasa terisolasi seperti saat ini."

 

Tanpa malu Persson bahkan curhat mengenai gadis yang diincarnya memilih pria dengan kehidupan normal daripada menjalin hubungan dengannya.

 

"Menemukan gadis yang sempurna, tapi dia malah takut terhadap saya dan gaya hidup saya. Akhirnya dia lebih memilih seseorang yang kehidupannya (normal)," ujar Persson.

 

Selama ini, lanjut Persson, dia mengaku membuat keputusan tepat menjual Minecraft kepada Microsoft. Hal ini dianggapnya bisa membuat pegawainya menjadi lebih bahagia.

 

Namun ternyata bayangan itu hanya mimpi belaka. Persson merasa dirinya kini justru dibenci para mantan pegawainya.

 

Usai 24 jam mengunggah curahan hatinya itu, Persson menambahkan beberapa kalimat. "Saya menghargai semua uluran tangan dan ajakan berbicara. Sebagai seorang introvert, menemukan teman baru sangat sulit ketika kondisi sedang baik. Tawaran ini sungguh berarti," ujarnya seraya mengatakan rentetan tweet yang dibuatnya benar-benar tulus sekaligus menunjukkan dirinya apa adanya.

 

Sumber: Dream.co.id