RIAUONLINE, PEKANBARU - Dunia otomotif terus berkembang pesat. Mobil-mobil keluaran terbaru dengan berbagai model dan spesifikasi banyak ditunggu dan diminati para pecinta otomotif. Namun ternyata, tidak mobil keluaran terbaru saja yang banyak diburu, tetapi mobil klasik berusia tua juga tidak kalah peminatnya.
Volkswagen (VW) adalah mobil unik yang cukup banyak pecintanya di Indonesia, termasuk di Kota Pekanbaru. Salah satu jenis VW yang banyak dikenal adalah VW model kodok atau yang secara resmi disebut VW Beetle. Mobil ini kendaraan paling terkenal di dunia. Mobil yang diciptakan atas inisiatif Adolf Hitler ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 50 hingga 60-an, bukan untuk penjualan komersil, tetapi untuk membantu menanggulangi wabah penyakit.
Bersamaan dengan semakin banyaknya VW di jalanan kota besar, munculah komunitas-komunitas pecinta VW. Tidak terkecuali dengan pengguna VW Kodok. Ia biasanya akan bergabung dengan komunitas pecinta VW secara umum, tanpa dibatasi oleh model apapun.
Khusus di Riau komunitas sudah ada sejak Tahun 1986. Komunitasnya bernama Volkswagen Club Riau (VCR). Kepada RIAUONLINE.CO.ID, Toni Maringka, pendiri komunitas ini menjelaskan, VCR berdiri menyukai kendaraan unik tersebut. "Komunitas ini berdiri berawal dari hobi pada kendaraan unik yang memiliki suspensi mantap dan nyaman dikendarai," kata Toni.
Menurutnya, club serupa sudah ada di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. "Pada awal berdirinya, club ini mencakup Kepulauan Riau (Kepri) karena waktu itu Kepri masih termasuk dalam Provinsi Riau," jelasnya.
Seiring berjalannya waktu, komunitas ini Volkswagen muncul di kota-kota kabupaten, seperti Volkswagen Community Duri, Volkswagen CommunityPekanbaru dan lain sebagainya. "Namun semua tetap bagian dari VW Club Riau," tutur Toni.
Toni mengisahkan awal menyukai VW sejak Tahun 1985. Bentuknya yang unik dan tidak menggunakan air menjadi semakin menarik untuk dimiliki. "Istilahnya, VW ini mobil orang malas, karena nggak perlu cek air cukup oli saja," ungkapnya
Ia mendapatkan VW miliknya saat sedang jalan melewati satu tempat dan melihat mobil itu dibuang orang disamping kakus. Lalu Toni membelinya dengan harga yang pantas dan diperbaiki serta dimodifikasi hingga cantik seperti sekarang.
"Ibaratnya saya mendapatkan VW dari kandang ayam," ungkapnya bergurau.
Toni juga mengungkapkan banyak yang menawar mobil VW-nya tersebut, bahkan dari anggota komunitas. "Di komunitas VCR, ada VW yang terjual seharga Rp550 juta,"jelasnya.
Saat ini anggota VW Pekanbaru berjumlah 93 orang. Namun jumlah mobilnya lebih banyak dari anggota. "Karena satu anggota bisa memiliki 2 hingga 3 mobil," ungkapnya.
Kegiatan VW Comunity Pekanbaru, kata Toni, hampir sama dengan komunitas otomotif lain, yaitu touring. "Kita melakukan tour seperti ke Candi Muara Takus dan Bukit Naang, bakti sosial dengan melakukan fogging nyamuk demam berdarah. Kita membeli alat fogging dengan dana spontanitas. Lalu kita menanyakan ke walikota daerah rawan demam berdarah," tuturnya.
Selain itu, ada juga iven besar seperti gathering yang dilakukan di Jl Cut Nyak Dien, beberapa waktu lalu. Selain kontes, di acara tersebut juga ada bursa otomotif, merchandise, bazaar kuliner, lomba foto VW dan live music.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline