Indonesia Sumbang Rp 210 Triliun buat Aplikasi Asing

Aplikasi-Smartphone.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE.CO.ID, JAKARTA - Tahukah Anda, ternyata pemakaian aplikasi buatan luar negeri seperti selama ini dilakukan justru menguntungkan negara asal. Setiap tahunnya, konsumen dan perusahaan telekomunikasi di Indonesia harus merogoh uang Rp 210 triliun per tahun hanya untuk biaya transfer data telekomunikasi antara pengguna dengan server (Bandwidth). 

 

"Jadi industri telekomunikasi itu harus bayar sampai Rp 210 triliun per tahun untuk pemakaian bandwidth kita seperti untuk aplikasi Facebook, Whatsapp, Line," ujar Managing Director PT Gobsindo Utama, Sonny J Tendean , di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, akhir pekan lalu.

 

Pemakaian sebanyak itu, tutur Sonny, hanya untuk aplikasi Facebook, Whatsapp, dan Line. Ia mengakui, saat ini aplikasi dalam smartphone yang digunakan warga Indonesia, mayoritas berasal dari luar negeri.

 



Namun tanpa didasari, hal tersebut lebih banyak menguntungkan industri perangkat lunak (software) dan perusahaan penyedia aplikasi di negara lain.

 

"Itu servernya bukan Indonesia, server Whatsapp di Amerika Serikat, Line di Jepang. Tanpa disadari bandwidth kita ke sana, kita akses bandwidth internasional, bukan ke lokal, berapa juta orang pakai aplikasi itu," kata Sonny. 

 

Menurut Sonny, jika masyarakat Indonesia mengguna aplikasi produksi dalam negeri, maka biaya harus dikeluarkan dalam penggunaan aplikasi tersebut akan masuk ke industri aplikasi di dalam negeri. Hal tersebut akan membantu industri kreatif ini tumbuh berkembang di negeri sendiri.

 

"Kalau kita masukkan aplikasi lokal, server di Indonesia, jadi tidak perlu belanja bandwidth keluar. Walaupun pakai Telkomsel dan lain-lain untuk belanja bandwidth Indonesia, tapi di Indonesia free. Jadi masyarakat tidak ada masalah walaupun habis pulsa, pakai saja messager Imesh, tidak ke internasional," jelas dia. 

 

Sumber: liputan6.com