RIAUONLINE, PEKANBARU - Hampir semua anak muda dan orang dewasa saat ini memiliki gadget dengan kemutakhiran teknologi dimiliki. Namun, hanya segelitir orang saja mampu memanfaatkan teknologi dimiliki gadget tersebut untuk hiburan dan inovasi bermusik.
Misi inilah dibawa Doddy Hernanto alias Mr D, musisi yang dikenal karena kepiawaiannya memainkan 7 gitar dengan 1 jari tangan. Dengan mengusung Mobile Recording, Mr D menggabungkan permainan gitar dengan recording, rekaman. Hasilnya? di luar perkiraan orang.
Mr D mengatakan, recording dimana dan kapan saja sudah bisa dilakukan. Tidak harus di ruang yang kedap. Kemajuan teknologi terasa cepat.
Dalam bincang-bincangnya dengan RIAUONLINE, Mr D mengatakan, gitar Rick Hanes Mr D signature series. Ini dibuat untuk traveling dan dilengkapi fasiltas MIDI (Musical Instrument Digital Interface) wireless, Acoustic Phonic serta gitar diukir khusus oleh Wayan Tuges.
"Hasilnya pun sama dengan rekaman konvensional," kata Mr D saat ditanya mengenai perbedaan proses rekaman zaman dulu dan saat ini.
Software pendukung menjadi tools pamungkas untuk menjalankan proses recording tersebut. Sekilas, tuturnya, gitar Rick Hanes karya anak bangsa dipegang Mr D tidak berbeda dengan gitar listrik pada umumnya.
Bedanya pada bodi gitar ada gadgetnya dan ada ukiran bergambar Banteng Jawa dan Jalak Bali. Kemajuan teknologi gitar menciptakan pengembangan atau inovasi dalam dunia efek suara.
Tak hanya itu saja, proses rekaman pun kini dapat dengan mudah dilakukan. Tak perlu mahal atau harus ditempat kedap suara, seperti dilakukan selama ini. Integrasi antar perangkat gitar dengan device seperti iPad /iPhone/iPod memungkinkan hal itu semua. Teknologi pun kini dalam genggaman.
Lebih mudah dan sederhana
Software atau apps pendukung seperti Amplitube, DrumJam, SessionBand, Drum Beat+, Audiobus dan Vocalive dapat ditemukan di Apps Store dengan harga yang relatif murah.
Dalam bereksplorasi Mr D menggunakan iPad, iPhone dan iPod Touch. Lalu, bagaimana dengan perangkat Android?
Ia menjelaskan, Android menyediakan apps. Namun tidak semua apps yang ada di Apps Store tersedia pula di Google Play. Persoalaannya, kalaupun ada, aplikasi Android tidak sesempurna dimiliki Apple.
"Terutama sekali, latency. Itu persoalan yang tak bisa ditoleransi. Saya mencoba membandingkan aplikasi Apple dengan Android. Terasa sekali latency di Android, tetapi sekarang dengan adanya iRig UA yang barusan diluncurkan pada awal 2015, latency zero waktu saya mencobanya diStudio music dengan gadget Sony Z3 dan sound system karya anak bangsa yaitu Sound X9.
Melalui guitar ini, Mr D mendemokan bagaimana "mengawinkan" device iPad, iPhone atau iPod dengan gitar listik masa kini.
Penasaran ingin mendengar hasil rekaman dengan berbagai apps tersebut? Silakan gunakan tips berikut: pilih program Audiobus untuk komunikasi antar software, lalu pilih Vocalive untuk input, kemudian untuk output pilih GarageBand.
Jika mau, tambahkan software Amplitube, DrumJam, SessionBand, Drum Beat+ atau ,VoiceRackFx,MIDI Guitar, SampleTank dan masih banyak lagi yang perlu ditambahkan sesuai dengan selera.
Butuh pengetahun dasar
A Fool with a tool is still a fool. Apps dan device hanyalah alat. Terciptanya sebuah mahakarya tergantung pada keahlian si pencipta dalam meramu musik yang ingin diciptakannya. Dalam hal ini, untuk dapat mengoptimalkan apps yang telah dijelaskan tadi pengguna dituntut untuk mengetahui dasar-dasar dalam bermusik.
Anda pencinta musik yang gemar pada dunia rekaman digital tak ada salahnya mengekslorasi lebih jauh teknologi musik terkini. Dengan bereksplorasi wawasan Anda pun akan bertambah dan bukan tak mungkin dari situ inovasi muncul.