RIAU ONLINE, PEKANBARU - Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto, mengaku akan mempertimbangkan penganggaran untuk perbaikan payung elektrik Masjid Raya An Nur Pekanbaru yang sudah rusak.
SF Hariyanto mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan melibatkan tenaga ahli dari universitas untuk menganalisis penyebab kerusakan tersebut.
"Kemarin sudah diperiksa oleh Polda dan Kejati Riau. Kami juga telah melibatkan tenaga ahli dari universitas untuk menganalisis penyebab kerusakan ini. Insya Allah, jika anggaran mencukupi, perbaikan akan dilakukan tahun ini,” ujarnya, Selasa, 18 Maret 2025.
Lebih lanjut, Hariyanto menyebut bahwa kualitas payung elektrik yang dipasang di Masjid Raya An Nur Pekanbaru ternyata tidak sebanding dengan standar yang seharusnya dimiliki oleh sebuah fasilitas megah tersebut.
“Dibandingkan dengan masjid lain yang juga memiliki payung elektrik, kualitas payung di Masjid An Nur ini memang dinilai kurang baik dan tidak cukup kuat,” jelasnya.
Pembangunan Menggunakan Anggaran APBD Riau
Proyek pemasangan payung elektrik di Masjid Raya An Nur ini dilaksanakan oleh Satuan Kerja (Satker) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR-PKPP) Provinsi Riau dengan pagu anggaran yang cukup besar, yakni Rp42,93 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau tahun anggaran 2022.
Meski dana yang dialokasikan terbilang signifikan, ternyata masalah teknis pada sistem payung elektrik ini belum juga teratasi.
Keberadaan payung tersebut yang diharapkan bisa memberi kenyamanan kepada jamaah justru kini menjadi sebuah masalah yang cukup mencolok.
Dalam beberapa bulan terakhir, pihak Pemerintah Provinsi Riau telah berkoordinasi dengan sejumlah perguruan tinggi ternama di Indonesia, termasuk Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk mendapatkan rekomendasi tentang bagaimana cara terbaik memperbaiki payung tersebut.
Rekomendasi Ahli Ditunggu
SF Hariyanto menjelaskan bahwa sebelum mengambil langkah lebih lanjut, pihaknya akan menunggu rekomendasi dari ahli-ahli yang telah dilibatkan dalam masalah ini.
“Kami menunggu hasil analisis dari para ahli di UI dan ITB. Mereka akan memberikan rekomendasi mengenai apakah perbaikan payung ini masih memungkinkan atau perlu langkah lain,” tegasnya.
Ia menambahkan, pihaknya berharap dapat segera mengatasi kerusakan payung elektrik tersebut demi kenyamanan jamaah, apalagi menjelang bulan suci Ramadan yang penuh berkah.
Namun, keputusan final mengenai perbaikan sangat bergantung pada hasil analisis para ahli dan ketersediaan anggaran yang cukup untuk melakukan perbaikan besar-besaran.
Dengan demikian, meski Masjid Raya An Nur terus menjadi pusat ibadah dan kebanggaan bagi warga Pekanbaru, kerusakan yang terjadi pada payung elektriknya tetap menjadi persoalan yang memerlukan perhatian lebih dari semua pihak, terutama pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas pemeliharaan fasilitas publik ini.