Defisit APBD Rp3,5 T: Tak Ada Potensi PAD, Tak Ada Aset untuk Dijual

ILUSTRASI-ANGGARAN.jpg
(KEMENDAGRI.GO.ID)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau Abdul Wahid menyatakan total defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025 sebesar Rp3,5 triliun.

"Defisit anggaran, di sektor tunda bayar, ada lebih dari Rp2,2 triliun. Kemampuan APBD kita secara real hanya Rp8 triliun. Belanja pegawai lebih kurang Rp4 triliun, defisit anggaran sekitar Rp1,5 triliun, artinya kita mengalami defisit secara keseluruhan sebesar Rp3,5 triliun," ujar Wahid dalam Forum Konsultasi Publik RPJMD 2025-2029 dan RKPD 2026, Rabu, 13 Maret 2025 lalu.

Ia menjelaskan, hal ini menjadi tantangan terbesar bagi dirinya sebagai Gubernur Provinsi Riau karena untuk menutupi defisit tersebut, tidak ada potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bisa digali dan tidak ada aset yang bisa dijual.

"Cukup berat bagi kami, karena saya lihat tidak ada potensi pendapatan yang bisa digali dan tidak ada aset yang bisa dijual. Ini menjadi tantangan berat agar daerah ini bisa survive," jelasnya.


Namun demikian, sebagai Gubernur Riau, ia berjanji akan mencari solusi terbaik. Salah satunya, ia akan mengembangkan kawasan hilirisasi sebagai sektor industri agar dapat menyerap sebanyak mungkin lapangan kerja.

"Modal dasar pembangunan itu adalah SDM, SDA dan letak geografis. Riau sudah memiliki ketiganya, hanya saja pengelolaannya belum maksimal," jelasnya.

Untuk mengembangkan seluruh potensi pendapatan yang sudah ada dan pengelolaan SDA, SDM dengan maksimal, Abdul Wahid juga meminta saran dari seluruh stakeholder dalam Forkompinda Provinsi Riau yang hadir dalam forum tersebut.