Diduga Mau Dibunuh, Beruang Madu Penuh Luka Terjerat di Bukit Rimbang Baling

beruang-madu-terjerat-di-bukit-baling2.jpg
(Dok. BBKSDA)

RIAU ONLINE, KAMPAR - Tim Resort Bukit Rimbang Balai Besar KSDA Riau berhasil melakukan evakuasi terhadap seekor Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang terjerat di kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, Kamis, 6 Maret 2025. 

Kejadian ini terungkap usai adanya laporan dari pihak WWF yang diterima oleh tim pada pukul 11.00 WIB. 

Menurut informasi yang diterima, seorang warga yang sedang melintas di dekat Camp WWF melihat beruang tersebut terjerat.

Begitu menerima laporan, tim dari Resort Bukit Rimbang langsung bergerak menuju lokasi. Setibanya di sana, mereka menemukan kondisi Beruang Madu yang sudah sedikit melemah. 

Pada tubuh beruang, terlihat bekas luka baru yang diduga akibat ulah oknum warga yang berusaha membunuh satwa tersebut dengan tombak. Namun, saat tim tiba, pelaku tidak ditemukan di sekitar lokasi.

Untuk menjaga keselamatan beruang dan menghindari adanya upaya eksekusi terhadap satwa yang dilindungi, tim memutuskan untuk berjaga-jaga di sekitar lokasi hingga malam hari. 

Sambil menunggu kedatangan tim medis dari Pekanbaru, yang membawa obat-obatan dan peralatan medis, seperti tandu dan kandang besi, tim tetap melakukan penjagaan dari pukul 13.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Sekitar pukul 22.00 WIB, tim medis akhirnya tiba dan segera menuju lokasi kejadian. Setelah tiba, tim medis langsung melakukan tindakan pertama dengan membius beruang, melepaskan tali jerat yang mengikatnya, dan memberikan pengobatan pada luka-lukanya. 


Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa beruang jantan ini memiliki kondisi yang sangat memprihatinkan. Kaki depan kiri beruang telah puntung akibat jeratan lama, sedangkan kaki kanan yang juga terjerat sudah mulai membusuk. 

Selain itu, terdapat empat luka baru yang diduga akibat serangan tombak dari oknum yang mencoba membunuhnya.

Dengan hati-hati, tim kemudian mengevakuasi beruang tersebut menggunakan tandu dan memindahkannya ke dalam kandang besi untuk pengobatan lebih lanjut. Untuk memastikan tidak ada jerat lainnya di sekitar lokasi, tim juga melakukan penyisiran area tersebut.

Pada pukul 00.30 WIB, 7 Maret 2025, evakuasi selesai dilakukan. Tim kemudian memutuskan untuk melepaskan beruang tersebut di lokasi yang jauh dari TKP, guna menghindari kemungkinan interaksi negatif dengan manusia, mengingat lokasi sebelumnya dekat dengan kebun dan pemukiman masyarakat.

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu, tim tiba di lokasi pelepasan pada pukul 03.30 WIB. Saat beruang sudah sepenuhnya sadar dari pengaruh obat bius, satwa tersebut langsung dilepaskan kembali ke habitatnya yang aman dan jauh dari pemukiman manusia.

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum masyarakat yang mencoba melukai dan membunuh satwa yang dilindungi oleh undang-undang adalah sebuah pelanggaran serius. 

"Kami mengecam keras tindakan tersebut, yang tidak hanya membahayakan keberadaan satwa liar, tetapi juga melanggar hukum yang ada," ujarnya, Senin, 10 Maret 2025.

Lebih lanjut, Genman juga mengimbau kepada masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan konservasi, untuk menjaga kelestarian satwa liar dan beradaptasi dengan keberadaan mereka. 

"Masyarakat di sekitar kawasan konservasi harus menyadari pentingnya menjaga dan melindungi satwa liar, termasuk Beruang Madu."

"Kami juga mengingatkan untuk tidak memasang jerat atau melakukan perburuan terhadap satwa yang dilindungi," harapnya.

Dengan adanya insiden ini, Balai Besar KSDA Riau kembali menekankan pentingnya kesadaran masyarakat tentang peraturan dan upaya pelestarian satwa liar, serta pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga keberlanjutan hidup satwa yang dilindungi.