RIAU ONLINE, PEKANBARU - Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau, Edi Basri mengatakan akan memanggil manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang dalam waktu dekat. Pemanggilan ini berkaitan dengan pembukaan pintu PLTA Koto Panjang yang menyebabkan banjir di Kabupaten Kampar.
Menurut Edi Basri, pihak manajemen PLTA Kota Panjang seharusnya memikirkan dampak dari pembukaan pintu waduk tersebut.
"Adanya PLTA itu memang untuk pembangkit listrik, tetapi pembangunan seperti ini harus memikirkan dampaknya. Masyarakat tidak seharusnya menjadi korban banjir akibat keberadaan PLTA. Mereka (PLTA) harus bertanggung jawab," ujarnya, Senin 20 Januari 2025.
Ia menegaskan bahwa manajemen PLTA Koto Panjang harus memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak banjir. Kompensasi bisa dilakukan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
"Saya sudah sering menyuarakan agar PLTA Koto Panjang memberikan CSR, tetapi sampai sekarang belum terlihat. Contohnya, pemberian diskon listrik 50 persen kepada masyarakat sekitar atau bantuan lainnya. Masyarakat sering mengadu ke kami, tetapi tidak ada tindakan nyata dari PLTA," tegas politisi Gerindra ini.
Sementara itu, sejumlah wilayah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, mulai tergenang banjir sejak pembukaan 5 pintu Waduk PLTA Koto Panjang beberapa hari lalu.
Di antaranya adalah Desa Buluh Cina di Kecamatan Siak Hulu dan Desa Ranah Sungkai di Kecamatan Kampar yang terendam banjir pasca dibukanya pintu PLTA Koto Panjang. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Damkar Riau, Jim Gafur, Senin, 20 Januari 2025.
"Penambahan tinggi bukaan pintu waduk sudah berdampak banjir di beberapa titik di daerah Kampar," ujarnya.
Selain bukaan pintu waduk, ia mengatakan banjir juga dikarenakan curah hujan yang tinggi di wilayah Riau beberapa waktu belakangan. Hal ini menyebabkan sungai-sungai meluap hingga menggenangi pemukiman di sekitarnya.
Pihaknya saat ini mengimbau masyarakat untuk tetap waspada selama musim hujan berlangsung.
"Kita imbau masyarakat yang beraktivitas di Sungai Kampar tetap waspada, karena akibat pembukaan pintu waduk permukaan air sungai naik dan aliran sungai menjadi deras," pungkasnya.