Habis SF Hariyanto, Terbitlah Wahid, Pengamat: Tanda Pecah Kongsi

Habis-SF-Hariyanto-Terbitlah-Wahid-Pengamat-Tanda-Pecah-Kongsi.jpg
(Instagram/Abdul Wahid)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Suhu politik bumi Lancang Kuning memanas usai Abdul Wahid dan SF Hariyanto ditetapkan KPU Riau sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih, pekan lalu, Kamis, 9 Januari 2025. Keduanya tampak tidak hadir hadir saat penetapan oleh penyelenggara Pilkada tersebut. 

Beberapa hari sebelumnya, Kader PDI Perjuangan yang juga Wakil Gubernur Riau Terpilih, SF Hariyanto, berjumpa dengan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, Rabu malam, 8 Januari 2025, di Kantor DPP Golkar di Slipi.

Kini giliran Gubernur Riau Terpilih, Abdul Wahid, "balas kontan" berjumpa Ketua Umum dan Mantan Ketua Umum partai pohon beringin tersebut. 

Selama dua hari terakhir, akun Instagram @abdulwahidbermarwah mengunggah dua pertemuan dengan petinggi Golkar. Pada Senin, 13 Januari 2025, Wahid mengunggah foto bersama Menteri ESDM yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia.

Sedangkan hari ini, Selasa, 14 Januari 2025 melalui akun yang sama, Wahid mengunggah foto bersama Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Golkar sebelum Bahlil. 

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Riau, Dr Al Sukri mengatakan, walau perjumpaan tersebut dibalut dengan resmi sebagai Menteri dan Gubernur Riau Terpilih, namun itu semua sinyal-sinyal kuat serta keras dari Ketua DPW PKB Riau, Abdul Wahid kepada wakilnya, SF Hariyanto.

"Foto Wahid dengan Ketua Umum dan mantan Ketua Umum Golkar memberikan sinyal kedekatan Ketua DPW PKB Riau tersebut dengan Golkar. Dengan kedekatan itu, bisa saja Wahid melakukan pendekatan politik berbeda dengan yang SF lakukan," jelasnya.

Pekan lalu, Rabu malam, Kader PDI Perjuangan yang juga Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto, berjumpa dan salaman dengan Bahlil Lahadalia di teras pintu masuk Kantor DPP Partai Golkar, di Slipi, Jakarta, jelang rapat harian. 


Perjumpaan sejenak itu ditangkap sebagai sinyal SF Hariyanto mengincar Ketua DPD I Golkar Riau meneruskan Syamsuar. 

Sebaliknya, Wahid berjumpa dengan Bahlil dan Airlangga di kantor kementerian dengan suasana penuh akrab serta canda tawa. 

Lewat akun @abdulwahidbermarwah, Wahid menjelaskan maksud dan apa saja dibicarakan dalam pertemuan tersebut. 

Sayangnya, Ketua PKB Riau itu tak menyebutkan kapan dan waktu dirinya jumpa dengan Bahlil dan Airlangga. Dua suasana berbeda dilakukan oleh Wahid dan SF Hariyanto. 

Al Sukri mengatakan, Wahid berharap SF Hariyanto dengan pengalamannya di pemerintahan bisa fokus pada pelaksanaan pemerintah selama lima tahun ke depan. Ia meminta mantan Pj Gubernur Riau itu tidak mengurus partai politik, seperti incar Ketua Gerindra ataupun Golkar Riau. 

"Jika SF Hariyanto fokus mencari dan mengurus partai, maka fokusnya akan terpecah, tidak maksimal. Sebab jika SF mengurus partai ia harus memikirkan bagaimana program partai ke depan, termasuk Pemilu 2029," ujarnya memberikan analisa.

Wahid khawatir, jika SF Hariyanto mengendalikan Golkar, maka sangat memungkinkan sekali pasti pecah kongsi di antara keduanya lebih cepat. Apalagi, jelas Al Sukri, Pemilu 2029 boleh jadi Pilkada tidak ada, tapi langsung dikembalikan ke DPRD. 

Sehingga, kata Al Sukri, akan terjadi perebutan suara DPRD di antara keduanya. Perlu diingat, Golkar itu masih menjadi partai besar di DPRD dibandingkan PKB. Sangat potensi sekali mengusung kader sendiri. 

"Jika benar rencana SF Hariyanto mengambil Golkar Riau, rentan terjadinya perpecahan antara Wahid dan SF. Sebab akan ada dua kepentingan politik berbeda nantinya. Jadi perpecahan antara keduanya terlalu dini terjadi, ini ditakutkan, sebab pemerintahan keduanya belum mulai namun pecah. Layu sebelum kembang," tuturnya. 

Sebaliknya, jika SF Hariyanto tak mengambil ketua partai, konflik politik di antara keduanya dapat diminimalisir. Sehingga pemerintahan mereka 5 tahun kedepan dapat berjalan dengan baik.

"Sebagai orang politik, Wahid wajar meminta SF Hariyanto untuk tidak memilih mengurus partai. Wahid itu sudah lama berpolitik, lokal maupun nasional. Jadi dia sudah berpengalaman bagaimana konflik politik terjadi. Tentu saja Wahid sangat berharap kebersamaannya dengan SF tidak pecah karena berbeda kepentingan politik," pungkasnya.