RIAU ONLINE, PEKANBARU - Angka prevalensi stunting di Kota Pekanbaru pada 2025 ditargetkan kembali turun. Diprediksi tahun depan angka prevalensi stunting bisa turun sekitar 0,5 persen.
Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Pekanbaru menargetkan angka prevalensi stunting turun menjadi 8,2 persen. Saat ini tercatat angka prevalensi stunting berkisar 8,7 persen.
Tim Percepatan Penanganan Stunting di Kota Pekanbaru pun diingatkan jangan sampai salah menetapkan anak dengan kondisi stunting.
Penetapan anak dengan kondisi stunting harus disertai dengan indikator yang jelas. Mereka harus merinci dengan baik indikator anak yang mengalami stunting.
Saat ini penanganan kasus stunting di Kota Pekanbaru masih terus berjalan. Petugas di lapangan harus menyamakan persepsi dalam menetapkan indikator anak yang mengalami stunting.
"Kita ingin pemahaman sama, terkadang ada yang menyatakan stunting anak itu, padahal anak itu sakit biasa," ujar Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Risnandar Mahiwa.
Dirinya mengingatkan agar seluruh instansi yang tergabung dalam tim bisa menyamakan persepsi terhadap indikator stunting. Hal ini menjadi satu evaluasi dalam penanganan stunting.
Ia tak menampik masih kekurangan tenaga kesehatan di puskesmas pembantu. Apalagi petugas harus berada di lokasi sekaligus memeriksa kondisi anak yang mengalami stunting.
Risnandar pun siap menerima laporan dari tim di lapangan. Ia berjanji bakal menindaklanjuti laporan terkait penanganan stunting di Kota Pekanbaru.