RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) telah mengundang atensi sejumlah pihak. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Riau juga sudah berkoordinasi langsung dengan Pemkab Inhil.
Dalam rangka memberantas perkembangbiakan nyamuk dan penyebaran Malaria, Dinkes Riau, Dinkes Inhil, Labkesmas Batam, Balai Kesehatan Kerja (BKK) Dumai, Inhil, dan Pekanbaru juga telah berkolaborasi untuk melakukan penyemprotan insektisida ke rumah-rumah warga.
"Ini adalah langkah pencegahan perkembangbiakan nyamuk yang menularkan malaria. Insektisida bersifat tahan lama dan efektif membunuh nyamuk," ujar Musfardi Rustam, fungsional epidemiologi madya Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Selain itu, pencegahan perkembangbiakan nyamuk juga dilakukan dengan menabur larvasida di genangan dan kolam air.
Sementara itu, untuk upaya penanggulangan, dilakukan penyaluran bantuan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berupa 500 lembar kelambu, 30 kg insektisida, dan 100 kg bio-larvasida.
Bantuan tersebut disalurkan untuk penanganan malaria di Inhil dan Rokan Hilir (Rohil), yang saat ini masih berada dalam zona merah malaria.
Musfardi menyebut, Pemprov dan Pemkab Inhil juga menyiagakan tim medis lokal agar penanganan malaria bisa dilakukan segera.
Untuk diketahui, Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Gejala penderita malaria bisa berupa menggigil, demam, dan berkeringat. Orang yang terinfeksi juga akan mengalami diare, nyeri otot dan sakit kepala. Biasanya terjadi beberapa minggu setelah digigit.