Derita Anak Korban Pencabulan: Trauma hingga Kehilangan Percaya Diri

Ilustrasi-Pencabulan5.jpg
(Via Humas Polri)

LAPORAN: AFIFAH ZAHRAH ZABALDI

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Maraknya pencabulan sudah menjadi ancaman terbesar bagi anak-anak di Indonesia. Aksi keji ini dilakukan pelaku di panti asuhan, sekolah, hingga rumah, tempat yang seharusnya menjadi tempat belajar dan berlindung bagi anak-anak.

Baru-baru ini sejumlah kasus pencabulan anak menggegerkan masyarakat. Ada 8 orang anak laki-laki menjadi korban pencabulan para pengurus laki-laki di Panti Asuhan Darussalam An'Nur.

Pencabulan anak adalah bentuk kekerasan seksual yang paling meresahkan di masyarakat. Kasus ini memberikan dampak yang sangat buruk bagi korban, keluarga dan lingkungan sekitar, di antaranya:

1. Trauma Psikologis

Korban dari kasus pencabulan sering mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan PTSD (Post-Traumatic Strees Disorder)


2. Masalah Perkembangan

Anak-anak yang menjadi korban pencabulan biasanya mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial, belajar, dan pengembangan hubungan.

3. Kehilangan Kepercayaan Diri

Korban pencabulan akan takut untuk tampil di depan umum, karena merasa dirinya diawasi, bahkan merasa bahwa semua orang yang memperhatikannya bisa menjadi pelaku pencabulan.

4. Dampak Sosial

Pencabulan dapat merusak reputasi keluarga dan menyebabkan stigma sosial yang berkepanjangan.

Dampak dari kasus pencabulan sangat memberikan hal buruk bagi korban. Tidak sedikit korban yang memilih untuk mengakhiri diri usai diperlakukan secara tidak pantas, karena merasa dirinya adalah manusia yang kotor.

Pencabulan terhadap semua orang terjadi bukan karena pakaian, sikap ataupun moral dari korban. Pikiran buruk pelaku menjadi faktor utama kasus pencabulan terus meningkat.