Dokter-dokter Spesialis Paru dari Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UNRI Penyuluhan bagi siswa SMP di Siak.
(Istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dokter-dokter Spesialis Paru dari Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Riau (UNRI) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Siak, Selasa 1 Oktober 2024.
Ratusan siswa SMP Swasta Sains Tahfizh Islamic Center Madinatul Ulum menjadi peserta dalam penyuluhan kesehatan yang membahas bahaya tertelan jarum pentul.
Kegiatan pengabdian dimulai dengan registrasi peserta dan pemberian snack. Sebelum sesi penyuluhan, terlebih dahulu dilakukan perkenalan singkat dari Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNRI.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pre test tentang bahaya tertelan jarum pentul. Hal ini sebagai bentuk pengetahuan dasar siswa SMP Swasta Sains Tahfizh Islamic Center Madinatul Ulum sebelum diberikan penyuluhan.
Perwakilan dokter Spesialis Paru dari Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNRI menyampaikan, penyuluhan dimulai dengan mengenalkan definisi dan klasifikasi benda asing, yang salah satunya adalah jarum pentul.
"Kemudian, jumlah kejadian tertelan jarum pentul, faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya jarum pentul, gejala yang dirasakan apabila tertelan jarum pentul, komplikasi yang dapat terjadi dan bronkoskopi sebagai upaya penanganan untuk mengambil jarum pentul apabila sudah tertelan," paparnya.
Ratusan siswa yang menjadi peserta begitu antusias mendapatkan edukasi. Mereka mendengarkan penyuluhan dan aktif memberikan pertanyaan saat sesi tanya jawab berlangsung.
Ada sebanyak 162 siswa yang seluruhnya perempuan menjadi peserta kegiatan penyuluhan. Mereka di antaranya, 41 orang berusia 12 tahun, 81 orang berusia 13 tahun, 38 orang berusia 14 tahun dan 2 orang berusia 15 tahun.
Setelah penyuluhan selesai, dilakukan kembali sesi tanya jawab dan post test. Hal ini sebagai alat ukur keberhasilan penyuluhan, agar siswa SMP Swasta Sains Tahfizh Islamic Center Madinatul Ulum mampu memahami secara menyeluruh tentang bahaya tertelan jarum pentul, mulai dari definisi, tanda dan gejala, upaya pengobatan yang dapat dilakukan dan komplikasi.
"Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan para siswa menjadi paham bahaya tertelan jarum pentul dan menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko tertelan jarum pentul. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi rutinitas agar semakin banyak siswa yang teredukasi dan angka kejadian tertelan jarum pentul berkurang," harapnya.