Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho dan Markarius Anwar, mendukung Deklarasi Pilkada Damai Provinsi Riau 2024 yang digelar oleh Polda Riau di Hotel SKA Co-Ex, Selasa 24 September 2024.
(Istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lima Pasangan Calon (Paslon) di Pemilihan Wali Kota (Pilwako) Pekanbaru sudah mengembangkan layar dan siap tempur memperebutkan kursi orang nomor 1 dan 2 di Kota Pekanbaru, dalam pesta demokrasi pada 27 November 2024 mendatang.
Lembaga Survei Trust Indonesia memprediksi nama Calon Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho dan Muflihun mendapatkan suara masyarakat terbanyak berdasarkan survei yang digelar pada 7 hingga 10 September 2024.
Elektabilitas Agung Nugroho menempati posisi pertama dengan tingkat popularitas mencapai 85,9 persen dari sekitar 1.200 responden yang diambil dari 15 kecamatan se-Kota Pekanbaru.
Sementara itu, Muflihun menempati posisi kedua dengan tingkat popularitas 72,8 persen.
Adapun Calon Wali Kota di posisi ketiga adalah Edy Afrizal Natar Nasution dengan tingkat popularitas 57,8 persen. Meskipun demikian, popularitas Edy masih di bawah Calon Wakil Wali Kota Pekanbaru Markarius Anwar dengan popularitas mencapai 63,3 persen.
Kemudian, di posisi kelima adalah Ida Yulita Susanti yang memiliki tingkat popularitas 52,3 persen. Selisih tipis dengan Calon Wakil Wakil Wali Kota pasangan Muflihun, yakni Ade Hartati yang mempunyai popularitas 51,1 persen.
Urutan selanjutnya adalah Calon Wakil Wali Kota Kharisman Risanda, tokoh yang baru muncul ke publik pada Pilwako 2024 ini menempati urutan ketujuh dengan jumlah popularitas 43,7 persen. Sedangkan Dastrayani Bibra menempati posisi selanjutnya, tingkat popularitas Calon Wakil Wali Kota ini mencapai 30,3 persen.
Sementara itu, di peringkat terakhir, dua sosok yang berpasangan di Pilwako ini menempati dua urutan terakhir dalam tingkat popularitas.
Paslon ini adalah Calon Wakil Wali Kota Taufik Arrakhman dengan jumlah popularitas 28,3 persen dan Calon Wali Kotanya Intsiawati Ayus yang mencapai popularitas 26,3 persen.
Dalam proses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) termasuk Pilwako 2024, merupakan pesta demokrasi yang penuh dinamika. Hal ini terjadi karena kemenangan bergantung pada pilihan masyarakat dan strategi politik masing-masing Paslon, sehingga belum waktunya bagi Paslon urutan pertama untuk bernafas lega.