Laporan: Syahrani
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pacu Jalur adalah sebuah perlombaan tradisional yang berasal dari daerah Rantau Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, Indonesia.
Tradisi Pacu Jalur merupakan warisan budaya turun-temurun di Kuansing selama lebih dari 100 tahun. Awalnya, jalur digunakan sebagai alat transportasi bagi masyarakat di Sungai Kuantan. Namun, kemudian diubah menjadi perlombaan adu cepat yang menarik minat banyak orang.
Tradisi ini menjadi bagian penting dari budaya dan sejarah masyarakat di daerah Kuantan Singingi, Riau.
Bahkan saat ini, Pacu Jalur menjadi Festival Pacu Jalur Tradisional (FPJT) yang masuk dalam 10 besar jajaran kegiatan terbaik Kalender Event Nusantara (KEN) 2024.
Tapi, tahukah Anda? Ada cerita menarik di balik pacu jalur yang sekarang menjadi tradisi tahunan masyarakat Kuansing.
Jauh sebelum dikenal sebagai tradisi masyarakat Kuansing, Pacu Jalur ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kala itu, Pacu Jalur digelar untuk memeriahkan hari kelahiran Ratu Wilhelmina.
Ratu Wilhelmina, seorang Ratu Belanda yang ulang tahunnya jatuh pada 31 Agustus setiap tahunnya. Pacu Jalur diadakan sebagai bagian dari perayaan untuk menghormati Ratu Wilhelmina. Perlombaan Pacu Jalur pada masa tersebut biasanya dimulai pada 31 Agustus dan berlangsung hingga 1 atau 2 September.
Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur kemudian menjadi festival rutin yang berlangsung untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus setiap tahunnya. Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur secara bertahap dijadikan upacara khas untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI.