RIAU ONLINE, PEKANBARU - Cuaca panas ternyata bisa menjadi ancaman bagi kesehatan tubuh. Panas dari terik matahari jika tidak diimbangi dengan menjaga kesehatan tentu akan membuat tubuh mudah terserang penyakit seperti flu hingga demam.
Provinsi Riau merupakan wilayah yang dilalui garis khatulistiwa. Secara tidak langsung, hal ini mempengaruhi masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran menjaga kesehatan.
Masyarakat Riau khususnya ibukota provinsi, Pekanbaru memiliki istilah untuk cuaca panas terik. Masyarakat kerap menyebutnya "panas bedengkang" kala cuaca teramat panas.
Dokter Reisa Broto Asmoro dalam Renjana Cita Srikandi yang digelar di Ballroom Menara BRK Syariah Pekanbaru, membagikan informasi mengenai dampak cuaca panas bagi tubuh serta bagaimana kita mengatasi masalah tersebut.
Lulusan Universitas Kedokteran Pelita Harapan tahun 2009 memaparkan dalam sesi gelar wicara bahwa ada banyak dampak dari cuaca panas di antaranya dehidrasi.
"Kalau cuaca panas itu sebenarnya risiko lumayan banyak bagi tubuh kita. Saat cuaca panas ada beberapa poin yang harus kita perhatikan. Pertama, jangan sampai kita mengalami dehidrasi," ujarnya.
Menurutnya, dehidrasi dapat memicu berbagai masalah kesehatan bagi manusia. Selain itu, dehidrasi juga bisa mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan jangka panjang. Tubuh akan gampang lemas, tidak fokus, rasa malas dan tidak aktif.
"Kalau dehidrasi berkelanjutan bisa malah makin parah dan menimbulkan penyakit-penyakit lain. Bisa penyakit ginjal, hati, hingga kulit kering," paparnya.
Perempuan yang dipercaya sebagai juru bicara pemerintah dalam penanganan Pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga tahun 2023 ini menyebut, penting untuk banyak mengonsumsi air dengan cukup.
"Selain itu, kita juga harus mengetahui kebutuhan dasar cairan kita sehari-hari. Berapa gelas harus kita minum sehari, karena setiap orang porsinya berbeda," ulasnya.
Ia menjelaskan, ada hitungan dasar untuk mengetahui kebutuhan cairan tubuh. Setiap orang bisa menghitung 0,03 x berapa berat badan (Kg). Hasilnya adalah kebutuhan cairan tubuh.
"Itu dari awal sudah kita ketahui berapa takarannya (kebutuhan cairan). Tapi sebenarnya itu basic ya, kalau kita banyak aktivitas fisik itu bisa lebih banyak lagi kebutuhan airnya," ujarnya.
Reisa menambahkan, pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh. Menurutnya, olahraga sebaiknya dilakukan minimal 150 menit per minggu, dan perlu dibagi menjadi tiga jenis yaitu kardio untuk jantung, strength training untuk kekuatan tubuh, dan stretching untuk fleksibilitas.
"Kita harus tetap aktif berolahraga. Karena olahraga tidak sama dengan aktivitas fisik. Kalau kita cuma bersih-bersih rumah itu belum termasuk olahraga," jelasnya.
Kemudian untuk konsumsi, dr Reisa mengatakan penting untuk menjaga gizi seimbang. Ia menyarankan jangan terlalu banyak porsi nasi dalam satu piring makan.
"Jadi yang namanya makanan pokok itu harus sama banyaknya dengan sayuran, itu untuk porsi besar. Kemudian untuk porsi kecil itu ada buah dan lauk pauknya. Jangan full nasi semua," kata perempuan yang pernah menjadi pembawa acara program kesehatan dr Oz Indonesia.
Ia juga menyarankan agar tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan panas seperti cabai. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah panas.
"Hati hati ya, karena cabai itu sendiri bisa memicu iritasi dan mengganggu metabolisme. Jangan sampai berlebihan konsumsi cabai apalagi yang punya asam lambung. Nanti bisa muncul gangguan lambung seperti gerd, tukak lambung, hingga gangguan usus," sarannya.