Perdana ke Pekanbaru, Kabasarnas Puji Peralatan dan Kesiapan SAR Pekanbaru

Kunjungan-Kabasarnas-Marsdya-TNI-Kusworo-di-Pekanbaru.jpg
(Defri Candra/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) RI, Marsdya TNI Kusworo didampingi Dir Kesiapsiagaan, Noer Isrodin Muchlisin melaksanakan Kunjungan kerja di Kantor Basarnas Jalan Bandara Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Jumat, 31 Mei 2024.

Kedatangan Jenderal bintang tiga dari TNI Angkatan Udara ini untuk memastikan kesiapan Personel dan Perlengkapan SAR Pekanbaru dalam mengantisipasi jika terjadi bencana alam di Provinsi Riau dan Provinsi tetangga, Sumatera Barat.

Menurut Marsdya Kusworo, Pekanbaru merupakan daerah yang dekat dan berbatasan dengan Sumatera Barat dan sering terjadi bencana.

"Pekanbaru khususnya Riau ini merupakan Provinsi yang berdekatan dengan. Sumatera Barat. Di Sumbar sudah dua kali saya kesana pada bencana Erupsi Gunung Marapi dan Banjir Lahar dingin," ujar Marsdya Kusworo, Jumat, 31 Mei 2024.

Lanjut Eks Danlanud Adi Soemarmo ini, sehingga karena faktor tersebut, pihaknya memeriksa bagaimana kesiapan personel dan peralatan SAR Pekanbaru.

"Alhamdulillah setelah kita cek, semua Personel dan Peralatan SAR Pekanbaru siap. Apalagi Saya sudah mendapatkan laporan bahwa di sini cukup tinggi bencana hidrometeorologi seperti banjir," terang Kusworo.



Ia juga memastikan bahwa peralatan-peralatan di Kantor SAR Pekanbaru yang nantinya buat proses evakuasi sudah sangat siap. 

"Memang saya baru pertama kali kesini, namun personil disini semua sangat luar biasa. Ditambah sangat banyak jumlah relawan-relawan yang dibina oleh Kantor SAR Pekanbaru," pungkasnya. 

Marsdya TNI Kusworo sendiri besok juga akan mendampingi Presiden Joko Widodo di Kota Dumai dalam rangka upacara Hari Lahir Pancasila.

Ditempat yang sama, Kepala Kantor SAR Pekanbaru, Budi Cahyadi memaparkan sepanjang 2024 pihaknya telah turun di 29 kejadian.

"Dengan rincian kecelakaan kapal sebanyak sembilan kejadian, kondisi membahayakan manusia 16 dan bencana empat kejadian," paparnya.

Lanjut Budi, dalam puluhan kejadian tersebut sebanyak 21 meninggal dunia sedangkan selamat 625 orang.

Selain itu Budi juga menyebutkan tantangan yang dihadapi pihaknya seperti wilayah kerja yang luas, jumlah SDM yang terbatas dan jumlah sarana serta alat utama.

"Namun di balik tantangan tersebut kami juga melakukan berbagai upaya seperti pemberdayaan masyarakat dan pemanfaatan teknologi," pungkasnya.