Angka Stunting di Kota Pekanbaru Alami Penurunan

anak3.jpg
(pixabay)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Angka prevalensi stunting atau gangguan pertumbuhan terhadap anak di Kota Pekanbaru turun dari 16,8 persen pada tahun 2022 menjadi 8,7 persen pada tahun 2023, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI).

Angka ini jauh dari prevalensi stunting nasional sebesar 21,4 persen. "Penurunan ini cukup signifikan. Ini bentuk komitmen kami dalam menurunkan angka prevalensi stunting," kata Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution, Jumat 24 Mei 2024.

Menurutnya, pemerintah kota terus melakukan konvergensi melalui perbaikan struktur maupun proses penurunan stunting. Optimalisasi percepatan penurunan dan pencegahan agar tidak terjadi kasus stunting baru dalam keluarga

"Upaya penurunan stunting ini merupakan salah satu prioritas pembangunan," kata Indra Pomi. 



Walau ada penurunan angka stunting, pemko tidak merasa puas. Ia mendorong seluruh pihak terkait memastikan kegiatan untuk pencegahan dan penurunan stunting mulai tingkat kelurahan. 

"Saya mengharapkan agar seluruh pemangku kepentingan dapat terus secara konsisten fokus dalam melakukan upaya signifikan yang terintegrasi dalam penurunan stunting," tegasnya.

Ada sejumlah strategi untuk mencegah stunting di antaranya mencegah remaja putri tidak anemia. Mereka pun harus mendapat pil penambah darah. Kemudian para calon pengantin nanti bisa memiliki sertifikat Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (elsimil).

Pemerintah kota pun sudah melakukan kesepakatan dengan Kantor Kementerian Agama Pekanbaru untuk percepatan penanganan stunting. Selain itu, ada juga upaya melakukan pendampingan ibu hamil.