Sampah tak Teratasi, DLHK Ajukan Penambahan Buldozer dan Ekskavator

Angkutan-sampah.jpg
(Laras Olivia/RIAUONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Persoalan sampah di Kota Pekanbaru hingga kini belum menemukan penanganan yang baik. Sampah menumpuk masih terlihat di sejumlah ruas jalan.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru menyatakan kondisi ini dipicu lantaran kurangnya armada angkutan sampah. Mereka pun meminta tambahan empat alat berat untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar. 

"Kami sudah mengajukan dua unit buldozer dan dua unit ekskavator. Tapi saat ini, belum ada tindak lanjut," kata Sekretaris DLHK Pekanbaru Reza Fahlevi, Kamis 18 April 2024.

Permintaan tambahan unit armada tersebut sudah diajukan sejak masa Kepala DLHK dijabat Agus Pramono. Namun hingga kini, setelah beberapa pergantian pemimpin OPD pengelola sampah tersebut, belum kunjung terealisasi.



Tidak cuma kekurangan armada, kata Reza, DLHK Pekanbaru masih kekurangan banyak sumber daya manusia (SDM). Sedangkan DLHK harus dihadapi dengan permasalahan sampah yang tidak dibuang tepat waktu oleh oknum masyarakat.

Reza mengatakan, sampah yang menumpuk bisa mencapai 1.000 ton per hari. Sementara itu, DLHK kekurangan 70 SDM.

"Kami juga kekurangan armada angkut sampah sebanyak 41 unit dan pikap 114 unit. Itu berdasarkan kebutuhan, apalagi pembuangan sampah berlangsung sepanjang waktu," ujarnya.

Ia menjelaskan, normalnya DLHK harus memiliki 59 dump truck dan 118 mobil pikap. Saat ini, DLHK hanya memiliki 18 unit dump truck dan 4 mobil pikap.

Sebagian besar kecamatan belum punya tempat penampungan sampah sendiri. Pengangkutan sampah mandiri juga masih beroperasi di pemukiman.

"Angkutan sampah mandiri tak membuang sampah pada tempatnya, mereka membuang di TPS ilegal. Masalah lain, masih rendahnya penerimaan dari retribusi kebersihan," tutupnya.