Pemko Pekanbaru "Bayarin" Biaya Angkutan demi Tekan Bahan Pangan yang Melonjak

Bahan-Pokok5.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Lonjakan harga bahan pangan masih terjadi hingga kini di pasar tradisional Kota Pekanbaru. Harga bahan pangan seperti cabai terpantau belum mengalami penurunan ke harga normal.

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota Pekanbaru berencana menggunakan anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT) guna mencegah lonjakan harga bahan pangan. Anggaran itu untuk subsidi transportasi pengangkutan bahan pangan dari daerah penghasil.

"Sudah ada petunjuk dari Pak Wali Kota, satu upaya kita dengan menggunakan anggaran BTT untuk subsidi transportasi bahan pangan," ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, Kamis 22 Februari 2024.

Ia menyebut, adanya lonjakan harga ini menjadi perhatian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pekanbaru. Mereka pun berupaya bergerak cepat mengantisipasi lonjakan harga jelang memasuki Ramadan.

Zulhelmi tidak ingin harga bahan pangan di pasaran mengalami lonjakan drastis selama bulan puasa. "Kita berupaya agar stok tersedia, serta harga terkendali," katanya.



Dirinya menyampaikan bahwa bahan pangan mengalami lonjakan karena pasokan dari daerah penghasil gagal panen, seperti di Provinsi Sumatera Barat. "Seperti cabai merah itu di daerah penghasil sudah Rp 60 ribu, tiba di Pekanbaru bisa Rp 80 ribu," paparnya. 

TPID Pekanbaru sudah melakukan rapat dan membahas kenaikan harga bahan pangan di pasaran. Mereka sepakat satu instrumen upaya pengendalian harga dengan menggelontorkan anggaran BTT lewat subsidi transportasi pengangkutan bahan pangan.

Mantan Kepala Bapenda Kota Pekanbaru ini mencontohkan, subsidi transportasi dengan membayar biaya transportasi pengangkutan dari Provinsi Sumatera Barat ke Pekanbaru. Pemerintah bakal menggelontorkan subsidi dengan dana pemerintah.

"Jadi pedagang tidak membayar lagi biaya pengangkutan dari Sumbar ke Pekanbaru, sehingga harga bahan pangan bisa lebih terjangkau," tandasnya.