RIAU ONLINE, INHU - Dengan senjata laras panjang di genggaman, Bripda Khaidir Muhammad Ridwan, siap siaga mengawal logistik Pemilu 2024.
Polisi dari Suku Talang Mamak itu masih berusia 24 tahun. Ia lolos seleksi Bintara Polri lewat jalur Rekrutmen Program (Retpro) khusus suku pedalaman yang berprestasi sampai tingkat nasional.
Bripda Boy, begitu ia biasa disapa, berdinas di Polsek Batang Gansal, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
Di pesta demokrasi ini, Bripda Boy ditugaskan untuk melakukan Pengamanan Tempat Pemungutan Suara (PAM TPS) di Desa Rantau Langsat, Dusun Nunusan dan Dusun Sadan, daerah terisolir di Riau.
Bripda Boy menjadi ujung tombak Polri dalam mengawal pendistribusian logistik pemilu ke daerah di balik hutan belantara Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).
Di tengah panas terik, sesekali gerimis, Bripda Boy tetap siaga mengawal pendistribusian logistik pemilu di Kantor KPU Jalan Raya Pematang Reba-Pekan Heran, Kecamatan Rengat Barat, Minggu, 11 Februari 2024 pukul 11.00 WIB.
Sebelum kotak suara dan surat suara dimasukkan ke truk, Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil bersama KTP sang sopir didokumentasikan aparat kepolisian demi memastikan pendistribusian logistik pemilu berjalan aman.
Bripda Boy mengawasi saat logistik pemilu dinaikkan ke truk sebelum didistribusian. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)
Ketika tiga unit truk terisi penuh logistik, Panitia Pengawas Kecamatan (PPK) bersama KPU dan Bawaslu melepas secara simbolis pendistribusian logistik ke Kecamatan Batang Gansal.
Truk fuso dengan Bripda Boy bersama rekannya Bripda Syukri, pun siap menuju Gudang Logistik Kantor KPU lalu menaikkan logistik pemilu.
Iring-iringan tiga unit truk tersebut terus dikawal ketat oleh polisi dari Suku Talang Mamak bersama aparat TNI dan dinas terkait menuju Kantor Kecamatan Batang Gansal.
Truk yang biasanya digunakan mengangkut brondolan sawit, kini harus mengangkut surat dan kotak suara pemilihan capres-cawapres, DPD, DPR RI serta DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD Provinsi.
Pelepasan logistik pemilu secara simbolis. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)
Setelah menempuh tiga jam perjalanan, tiga truk tersebut tiba di Kantor Kecamatan Batang Gansal, Minggu, 11 Februari 2024 sekitar pukul 16.00 WIB. Di sana petugas kepolisian sudah bersiaga dan berjaga bersama aparat TNI, KPU dan Bawaslu.
Sebelum didistribusikan ke daerah lain, kotak dan surat suara dipindahkan ke dalam aula kantor kecamatan.
Keesokan harinya, Bripda Boy sudah sampai di Kantor Kecamatan, pukul 08.00 WIB. Kotak dan surat suara kembali dinaikan ke truk menuju daerah terluar TNBT sekitar pukul 10.00 WIB.
Bripda Boy memimpin pasukan mengawal pendistribusian logistik pemilu menggunakan motor trabas, mengingat medan yang ditempuh berlumpur dan licin untuk menuju Desa Rantau Langsat.
Bripda Boy menggunakan motor trabas, kawal pendistribusian logistik pemilu. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)
Butuh waktu 1,5 jam perjalanan menuju tempat pemberhentian terakhir, yakni rumah kepala dusun setempat, Baim.
Meski sedang bertugas, Bripda Boy tidak lupa bahwa dirinya juga bagian dari masyarakat. Ia selalu membunyikan klakson untuk menyapa setiap warga yang berpapasan dengannya.
"Pak, bu," sapa Bripda Boy yang tersenyum tipis kepada warga seraya membunyikan klakson.
Saat di perjalanan, rombongan Bripda Boy dibasahi hujan gerimis. Sehingga rombongan PPS, PPK yang mengendarai motor matic kesulitan karena jalanan licin. Namun itu bukan penghalang bagi Bripda Boy, dengan satu komando.
"Ayo terus, sedikit lagi kita sampai," kata Bripda Boy memberikan semangat kepada yang lain, Senin, 12 Februari pukul 11.30 WIB.
Tak terasa, truk pembawa kotak dan surat suara sampai di Rumah Kepala Dusun Desa Rantau Langsat, Baim, pukul 12.00 WIB.
Kepanikan kembali muncul saat hujan deras mengguyur Desa Rantau Langsat. Mereka khawatir hujan akan merusak kotak dan surat suara yang masih di dalam truk.
Benar saja. Terpal biru dan plastik bening yang membungkus kotak dan surat suara tak mampu menahan yang air yang masuk, sehingga membasahi logistik pemilu. Beruntung, kerusakan yang diakibatkan air hujan tidak fatal.
Saat hujan mulai reda, Bripda Boy menginstruksikan agar kotak dan surat suara dibawa masuk ke dalam rumah kepala dusun. Satu per satu kotak dan surat suara yang dibawa masuk kemudian diperiksa.
Bripda Boy mengawasi pemindahan logistik pemilu. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)
"Itu basah, cepat keringkan dengan kipas angin," kata Bripda Boy kepada KPU dan Bawaslu.
Akhirnya, semua tim bekerja sama mengeringkan air yang membasahi plastik luar kotak suara. Tim kemudian melakukan tindakan antisipasi dengan menimpa plastik bening dengan plastik hitam agar tidak basah.
Semua kotak suara dibalut plastik hitam lalu dilakban, karena pendistribusian selanjutnya harus lewat jalur air Sungai Batang Gansal.
Pukul 15.00 WIB, logistik pemilu selesai dibungkus dan siap dinaikkan ke kapal kayu milik warga.
Arahan Bripda Boy, satu per satu kotak dan surat suara di naikkan ke atas kapal. Panitia pemilu bahkan sibuk menyiapkan logistik atau kebutuhan pangan mereka selama beberapa hari berada di Dusun Nunusan dan Dusun Sadan.
Telur, petai, beras, mie instan, hingga makanan ringan, diangkut semua bersama peralatan masak lainnya di atas kapal.
Menyusuri Hulu Sungai Batang Gansal Dikelilingi Hutan Alami
Sekitar pukul 15.00 WIB, dua unit kapal warga telah siaga menunggu di Sungai Batang Gansal.
"Kalau sudah siap, ayo naikkan logistik ke kapal. Hari semakin sore," ujar Bripda Boy.
Instruksi tersebut langsung dikerjakan tim KPU dan Bawaslu. Mereka satu per satu menaikkan logistik pemilu ke atas kapal.
Perjalanan pun dimulai dengan membelah sungai yang airnya menguning dengan arus deras dan pusaran yang cukup kuat. Sementera, Bripda Boy, tampak memimpin perjalanan di bagian depan ujung kapal.
"Kalau ke Dusun Nunusan butuh waktu dua jam, sedangkan ke Dusun Sadan, 4 jam perjalanan," katanya.
"Beruntung air besar, karena mesin bebas bergerak tanpa harus menggunakan galah. Kalau air kecil, makin lambat perjalanan kita, karena pakai galah dan kadang harus turun," jelas Bripka Boy yang sudah paham jalur lintas Sungai Batang Gansal.
Selama perjalanan, tim disuguhkan pemandangan yang indah, hutan masih alami bagian kiri dan kanan. Satu per satu rumah warga tampak menjelang Dusun Nunusan.
"Nah, payahnya kita jaringan internet tidak ada. Jadi nikmati saja handphone tanpa internet," gurau Bripda Boy.
Bripda Boy memimpin pengawalan pendistribusian logistik pemilu melalui kapal warga.(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)
Di perjalanan, tim menemukan dua jalur sulit di Sungai Batang Gansal. Selain arus deras, ada dua arum jeram yang harus dilewati saat pendistribusian logistik pemilu.
"Kalau arum jeram pertama masih aman, Kita tak perlu turun. Kalau kedua wajib turun, jika tidak perahu bisa terbalik," terang Boy.
Matahari mulai menyembunyikan sinarnya di balik dedaunan hutan TNBT. Setelah dua jam perjalanan, sekitar pukul 17.00 WIB, logistik pemilu sampai di Dusun Nunusan.
"Alhamdulillah akhirnya sampai. Ayo turunkan barang semua," imbau Bripda Boy.
Bripda Boy menjelaskan, Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk di Dusun Nunusan ada 128 orang dengan rincian, laki-laki 60 dan perempuan 68 orang.
Sedangkan di Dusun Sadan, ada 171 DPT, dengan rincian, 92 laki-laki dan 79 perempuan.
"Ayo datang ke TPS warga Suku Talang Mamak, gunakan hak pilihnya jangan golput. Satu suara sangat menentukan," pungkasnya.
Suku Talang Mamak hidup di dalam hutan nan alami dan bertahan hidup dengan cara bertani serta mencari kekayaan hasil hutan tanpa merusak alam.
Di Pemilu 2024, masyarakat Suku Talang Mamak, turut menjadi penentu arah masa depan bangsa dan Tanah Air.