RIAU ONLINE, PEKANBARU-Harga cabai di pasaran terus meroket dan belum mengalami penurunan hingga pekan ini. Harga cabai merah Bukittinggi nyaris menyentuh angka Rp 70.000 per kilogram.
Pemko Pekanbaru segera mencari cabai merah dari daerah lain yang lebih murah. Mereka mengucurkan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) untuk mensubsidi biaya angkut cabai dari daerah penghasil di provinsi lain.
"Kita memilih daerah yang harganya lebih murah, kita ambil di Jawa, Aceh atau Sumut, kalau memang di Sumbar mahal harganya," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun, Jumat 10 November 2023.
Dirinya menyadari program tanam cabai di pekarangan rumah masih belum optimal. Padahal, cabai masih menjadi satu komoditi penyumbang inflasi di Kota Pekanbaru.
Senada dengan itu, Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, BTT bisa digunakan untuk kegiatan yang mendesak. Salah satu penggunaan BTT itu untuk penanganan inflasi.
"Kalau dipastikan cabai yang datang dari luar dijual di Pekanbaru, maka kami bisa memberikan subsidi biaya angkut dari daerah penghasil," paparnya.
Ia menjelaskan, inflasi Pekanbaru belum terlalu tinggi. Pada bulan Oktober, inflasi berada di angka 1,56 persen.
"Karena, inflasi normal itu antara 2 hingga 4 persen. Saat ini, penyumbang inflasi tertinggi adalah beras," jelasnya.
Inflasi beras berada di angka 0,06 persen. Sedangkan inflasi akibat kenaikan harga cabai sebesar 0,02 persen.