Kombes Asep Ambil Alih Konpres usai Kasubdit Penmas Sebut Identitas Korban Sodomi

Konpres-Kasus-sodomi.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Polda Riau menggelar konferensi pers terkait aksi sodomi yang dilakukan empat sekawan terhadap empat korban di Pekanbaru. Namun keterangan pers yang sebelumnya dilakukan Kasubid Penmas Polda Riau, AKBP Bob Martin dihentikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan.

 

Penyebabnya, AKBP Bob sempat menyebutkan nama lengkap korban kasus Sodomi/ pencabulan anak yang masih di bawah umur.

 

Awalnya konpres berjalan lancar. Konpres dengan awak media digelar di depan Gedung Dittahti, Rabu, 8 November 2023.

 

Saat diperintahkan Kombes Asep membuka kegiatan Konferensi Pers, AKBP Bob Martin malah menyebutkan dengan lengkap identitas korban sodomi yang di bawah umur serta nama lengkap pelaku sodomi.

 

Namun usai menyebutkan nama lengkap korban sodomi di bawah umur dan pelaku, Kombes Asep langsung menghentikan percakapan Bob Martin dan diambil alih.

 

"Tunggu -tunggu, biar saya saja," tegas Kombes Asep.

 


Padahal, identitas korban sodomi dan dibawah umur tidak boleh disebut secara lengkap apalagi ada banyak media yang meliput acara tersebut.

 

Sebelumnya diberitakan, Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau mengungkap kasus tindak pidana pencabulan atau sodomi terhadap empat anak di bawah umur.

 

Dirkrimum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan menyebut keempat korban, RS (8), V (8), GS (9) dan KS (11), dicabuli saat Ramadan, April 2023 lalu.

 

"Korban berjumlah empat orang, dan pelaku juga ada empat namun satu orang dewasa inisial IW (26) langsung kita tahan, sedangkan tiga orang lagi R (14), RZ (14) dan FR (14) masih dibawah umur dan mendapat perlakuan hukum khusus," ujar Kombes Asep.

 

Kombes Asep menjelaskan perbuatan tak senonoh itu dilakukan di beberapa lokasi, satu di antaranya di Perumahan Permata Ratu, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.

 

"Perbuatan pelaku ada yang dilakukan di Pos Ronda, di Rumah Tahfiz, Jalan Parit Indah dan di Rumah Yayasan," sebutnya.

 

Parahnya, kata Kombes Asep, para pelaku merekam perbuatan kejinya terhadap korban dengan diimingi-imingi hadiah. Mereka merekam aksi tersebut untuk konsumsi pribadi

 

"Dari hasil penyelidikan, video tersebut hanya untuk konsumsi pribadi dan tidak disebar. Informasi yang melibatkan anak oknum polisi juga tidak ada," terangnya.

 

"Saya tegaskan lagi tidak ada anak oknum. Terkait pelaku tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru, kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Anak dan Bapas," pungkasnya.