Dulu Jadi Primadona, Sekarang Beras SPHP Mulai Ditinggalkan, Kenapa?

Beras-SPHP2.jpg
(Tangkapan Layar Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mulai ditinggalkan konsumen. Hal ini lantaran kualitas beras tersebut dianggap mulai menurun dan bertekstur lengket.

Tak hanya itu, dari pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 24 Oktober 2023, beberapa toko beras di Pasar Dupa Pekanbaru bahkan menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp60.000 per karung

Pedagang beras Pasar Cik Puan, Dasril (71), mengaku padahal ketersedian beras SPHP yang dijatah dari Bulog cukup banyak yakni 2 ton per minggu.

"Sayangnya saat ini stok banyak tapi peminatnya mulai berkurang. Sebab berasnya sudah mulai tidak bagus lagi. Padahal dulunya beras ini bagus. Sehingga dampaknya penurunan omset kedai," ujarnya saat diwawancarai RIAUONLINE.CO.ID, Selasa 24 Oktober 2023.


Ia menyebut, apalagi masyarakat Pekanbaru sudah terbiasa mengkonsumsi beras asal Sumateta Barat.

"Harapannya agar kedepannya beras SPHP makin cantik. Sebab selera orang Pekanbaru seperti selera orang Sumbar. Kalau berasnya lengket jarang orang suka," tandasnya.

Sementara, pedagang beras Pasar Dupa, Fatmawati (50) menambahkan, ketersedian stok beras SPHP di tokonya masih tersisa 20 karung karena kurangnya peminat.

"Harga jual di sini Rp58.000. Kami tidak ambil banyak-banyak juga karena kami ngambil dari agen lain bukan dari pihak Bulog," pungkasnya.

Artikel ini ditulis Annisa Alzikiri peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE