RIAU ONLINE, PEKANBARU-Bantuan sosial untuk masyarakat miskin di Riau tampaknya masih terabaikan dan belum terdata secara menyeluruh.
Hal itu diungkapkan warga Rimbo Panjang, Syahrudin (63). Ia menyebut selama ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam bentuk pangan ataupun jaminan kesehatan.
"Bahkan Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) juga tidak ada mendata. Menurut saya mereka menganggap saya orang mampu karena saya tidak menyewa rumah. Padahal saya orang miskin," ujarnya saat diwawancarai RIAUONLINE.CO.ID, Senin 16 Oktober 2023.
Ia menyebut, seharusnya pemerintah mendatangi rumah-rumah warga yang dinilai layak mendapat bantuan.
"Saya tidak mau kesana untuk mengurus bantuan, seharusnya mereka yang mendatangin rumah-rumah. Kalau saya kesana seakan-akan meminta sedekah, jadi
seharusnya pemerintahlah yang meninjau langsung," ungkapnya.
Menurutnya, dengan pekerjaan penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) ketengan di pinggir jalan hanya mencukupi kebutuhan keluarga seadanya.
"Sehingga harapan saya, pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakat yang miskin, jangan biarkan orang ngemis-ngemis minta bantuan," katanya.
Hal senada juga dirasakan warga Jalan Garuda Sakti Km.5, Nuhaidah (61). Ia menyebut hanya mendapat jaminan kesehatan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Namun dulu saya pernah urus bantuan usaha mikro, hanya itu saja dan hanya sekali dapat. Selebihnya tidak pernah dapat bantuan apapun dari pemerintah. Cuma KIS, dan itu saya dapatkan sudah lama, entah sekarang masih aktif atau tidaknya saya tidak tahu lagi," tuturnya.
Saat ini ia juga harus bekerja ekstra untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan uang sewa rumah sebab suaminya telah meninggal dunia.
"Saya berharap kalau bisa pemerintah dapat diperhatikan lagi terhadap kami orang yang tidak mampu ini. Kami juga sudah lama tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, terlebih lagi RT di sini membantu ya sekitar lingkungan dia saja," pungkasnya.
Artikel ini ditulis Annisa Alzikri peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE