Kapolda Irjen Mohammad Iqbal Sandang Dua Gelar Datuk, Ini Maknanya

Kapolda-Riau-dan-istri.jpg
(Dok. Polda Riau)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal, kini menyandang dua gelar adat yang diberikan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Ia digelari Datuk, Datuk Wira Lela Setia Negeri dan Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri.

Gelar Datuk Wira Lela Setia Negeri diterima Jenderal bintang dua ini dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Kota Dumai, Jumat, 17 Juni 2022. Sedangkan Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri diberikan oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau di Balai adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro Kota Pekanbaru, Jumat, 29 September 2023.

1. Datuk Wira Lela Setia Negeri

Gelar Datuk yang diterima mantan Wakapolres Dumai ini terbilang cepat. Sejak resmi diberi amanat menjadi Kapolda Riau, Senin, 3 Januari 2022, M Iqbal yang belum mencapai setengah tahun menjabat Kapolda sudah mendapatkan gelar Datuk.

Iqbal mengaku sangat terhormat, dengan gelar yang diterimanya. Ia menyatakan ini adalah anugerah luar biasa.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas penabalan (gelar kehormatan adat) ini. Ini adalah anugerah yang sangat luar biasa bagi saya sekeluarga. Baik saya secara pribadi, keluarga, dan selaku Kapolda," kata Iqbal.

Saat diamanahkan sebagai Wakapolres Dumai, Iqbal mengaku bergaul dengan semua elemen masyarakat. Ia tak menyangka, saat sekarang menjadi Kapolda Riau, LAMR Kota Dumai menganugerahkan gelar kehormatan adat.

Menurut mantan Kapolda NTB ini, gelar adat yang diterimanya sekaligus merupakan amanah. Ia pun berkomitmen untuk menjaga itu.

"Saya harus menjaga itu, menjaga gelar, menjaga kearifan lokal adat istiadat, dan juga menjaga semangat agar saya melakukan tugas-tugas kepolisian, memelihara keamanan, memelihara ketertiban masyarakat, sebagai pelindung, pelayan dan pengayom masyarakat," tutup Iqbal

Sementara itu, Datuk Bisai, Edyanus Herman Halim, menilai penganugerahan gelar Datuk bagi pejabat publik ini tidak bisa dilihat dari lamanya dia bertugas di Provinsi Riau.



Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, dimana air disauk, di situ ranting dipatah.

"Maksudnya, sebagai ikatan budi menerima beliau sebagai pejabat publik Kapolda Riau dan kebetulan ia adalah pejabat maka diberi gelar Datuk. Harapannya tidak lain, menjadi pengayom masyarakat melayu Riau," ujar Edyanus kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 19 Juni 2022.

2. Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri

Kapolda Riau, Irjen Mohammad Iqbal kembali menerima gelar adat oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau di Jalan Diponegoro Kota Pekanbaru, Jumat, 29 September 2023.

Irjen Iqbal menerima gelar Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri dan berhak dipanggil Datuk Seri.

Gelar Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri memiliki makna sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dan kekuatan. Serta dapat menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya dalam menjayakan tanggung jawab maupun kewajibannya untuk menciptakan keteraturan di tengah kehidupan masyarakat. Semua itu dilakukannya atas nama kesetiaan terhadap tempat ia menjalani hidup dan mengabdi.

Alasan LAM Riau memberikan gelar adat kepada M Iqbal karena dia membuat terobosan dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Mulai dari Aplikasi Si Talam Manis dan sejumlah aplikasi layanan masyarakat lainnya. Gelar ini disandang seumur hidup dan tidak bisa diwariskan.

Penganugerahan ini disematkan kepada Irjen M Iqbal setelah menjalani pertimbangan yang matang, mengakomodir aspirasi masyarakat Melayu Riau, dan hasil rapat majelis kerapatan adat Melayu Riau.

"Bagi saya gelar adat ini tidak datang dari pelita pikir yang tentu saja tidak normatif. Kata gelar adat bagi saya adalah sebuah kata yang menyiratkan bahwa saya telah melakukan sesuatu yang patut menurut adat atau telah menunjukkan budi yang besar ke tanah Riau yang penuh berkah," kata Irjen M Iqbal.

Datuk Seri menegaskan, dengan penganugerahan gelar adat ini, maka dia sudah menjadi salah satu orang Melayu Riau dan wajib memberikan sumbangsih, bakti kepada bangsa dan negara.

"Izinkan saya mengatakan dengan jujur bahwa gelar adat yang disematkan kepada saya tidaklah (diartikan) bahwa saya telah menanam budi yang teramat besar kepada tanah Riau. Namun, justru tanah Riau lah yang telah berbudi kepada saya," ucap Datuk seri.

Kebaikan dan adab masyarakat Riau yang telah membuat keluarga besar Polda Riau dapat melaksanakan tugas yang telah diamanatkan dengan baik.

"Kami bisa menjalankan tugas, berbangsa dan bernegara yang sangat nyaman dan damai di tanah Riau, itulah yang tidak bisa dibalas, seperti yang diungkapkan dalam sebuah pantun. Pisang emas dibawa berlayar, masak sebiji diatas peti. Hutang emas dapat dibayar, utang Budi dibawa mati," pungkasnya.