RIAU ONLINE, PEKANBARU-Melonjaknya harga beras membuat pedagang kesulitan mengatur harga agar tetap stabil dan tidak memberatkan pelanggan.
Seperti yang dialami Agan (30), pedagang bubur ayam di Jalan Kereta Api, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru. Ia mengaku kenaikan harga beras berimbas pada penjualannya mengingat bubur yang berbahan dasar beras.
Untuk menjaga kualitas bubur dagangannya, Agan menyebut dirinya selalu menggunakan beras premium, Anak Daro yang kini harganya berkisar Rp17.000 sampai Rp19.000
"Harga beras sekarang memang mahal dan sulit untuk dicari, untuk membuat bubur ayam agar enak, tidak sembarangan beras. Harus beras yang berkualitas. Kami pakai beras Anak Daro," kata Agan, Kamis, 28 September 2023.
Meski kini harganya naik, Agan tetap menggunakan beras Anak Daro sebagai bahan dasar bubur ayam dagangannya. Ia enggan mengganti dengan beras SPHP yang harganya lebih murah lantaran khawatir akan mengubah kualitas dan rasa bubur buatannya.
"Kami tidak bisa sembarang pilih beras, karena kami jual itu rasa, kualitas. Kalau rasa dan kualitas berubah, kabur pelanggan," ujarnya.
Agan menyebut butuh 6 kg beras untuk membuat bubur ayam untuk sekali dagang. Kendati harga beras naik, Agan memilih untuk tidak menaikkan harga bubur ayam dagangannya dengan risiko untung yang sedikit
"Sehari kami membutuhkan 6 Kg beras, untuk harga kami tetap Rp 10.000 per porsi, tidak ikut mahal dan porsinya tetap sama tidak dikurangkan, risikonya sulit untung tapi untuk modal pasti dapat. Itu saja yang bisa kami lakukan sekarang," sebutnya.
Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE