Sekdako Pekanbaru, Indra Pomi Nasution memasang harapan dan dukungan bagi ibu hamil dalam kegiatan Deklarasi Gerakan Pencegahan Stunting, Kamis 21 September 2023/Laras Olivia/Riau Online.
(Laras Olivia/Riau Online.)
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak di Kota Pekanbaru sempat menyentuh angka 18,8 persen pada tahun 2022. Angka prevalensi stunting pun ditargetkan turun menjadi 10 persen pada tahun 2023 ini.
Upaya menurunkan prevalensi angka stunting dimulai dengan Deklarasi Gerakan Pencegahan Stunting, Kamis 21 September 2023. Deklarasi Ini berlangsung di Puskemas Sidomulyo Rawat Inap, Jalan Garuda, Kota Pekanbaru.
"Kita berharap dengan intervensi yang kita lakukan kepada anak-anak mengalami stunting, di tahun 2023 kasus stunting bisa menurun," kata Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution.
Dirinya berharap pada akhir tahun ini kasus stunting bisa turun di bawah 10 persen. Apalagi target nasional pada tahun ini untuk prevalensi stunting yaitu di bawah 22 persen.
Ia menyakinkan pada tahun ini angka stunting di Kota Pekanbaru bisa di bawah nasional dan Provinsi Riau. Upaya ini menurutnya tentu perlu peran serta seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi.
Selain Deklarasi Cegah Stunting, ada juga
Gerakan Aksi Bergizi dan Jambore Kader Posyandu. Remaja putri dan calon pengantin juga menjadi sasaran edukasi agar dalam kondisi sehat.
Pemerintah kota melalui dinas terkait melakukan penyuluhan dan menyalurkan bahan makanan kepada masyarakat yang berusiko stunting. Saat ini tercatat ada 35.000 anak yang berisiko stunting.
Ada intervensi terhadap anak berisiko stunting yakni gerakan bapak asuh anak stunting yang melibatkan seluruh pejabat pemerintah kota. Bapak asuh bertugas melakukan pendampingan.
Saat ini ada 318 anak stunting di Pekanbaru yang harus mendapat pendampingan. Namun ada sekitar 115 anak yang belum mendapat pendampingan.