Tiga Spesies Fauna di Tiga Lanskap di Riau jadi Prioritas Konservasi

Workshop-Penyusunan-Rencana-Strategis-Konservasi.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Penurunan habitat berbagai jenis spesies fauna menjadi sesuatu yang memprihatinkan di Riau dalam 20 tahun terakhir. Upaya pemulihan terutama di area-area konservasi dan non konservasi menjadi sangat penting termasuk di area konsesi perusahaan Hutan Tanaman Industri.

Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa (PJHS) bersama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pun menyusun strategi plan untuk pengelolaan satwa liar di areal konsesi di landskap. Ada tiga lanskap yakni Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Semenanjung Kampar, dan Pulau Padang.

Tiga spesies pun terpilih untuk jadi prioritas konservasi di tiga lanskap. Lanskap Pulau Padang terpilih spesies Trenggiling dan Lanskap Semenanjung Kampar terpilih Harimau Sumatera. Sedangkan di lanskap TNTN  terpilih Gajah Sumatera.

"Kita pilih tiga spesies prioritas dari 12 spesies. Jadi, ini lebih kepada bagaimana kita mengelola spesies target yang kita lakukan konservasi," jelas Wakil Ketua Perkumpulan Jejaring Hutan Satwa, Whisnu Sukmantoro dalam Workshop Penyusunan Rencana Strategis Konservasi Spesies di Tiga Lanskap yang digelar PJHS, APRIL dan Restorasi Ekosistem Riau.

Dirinya menyampaikan, setelah ketiga spesies terpilih nanti akan dikelola menjadi spesies target untuk dilakukan perlindungan atau konservasi. Penanganan spesies ini berbeda di tiap lanskap, begitu juga dengan pendekatannya. 

Whisnu mencontohkan bahwa permasalahan di Pulau Padang adalah perburuan spesies Trenggiling. Pihaknya tentu akan menyusun strategi upaya konservasi mencegah aksi perburuan Trenggiling.



"Ini targetnya ke depan, untuk kita bisa melakukan perlindungan dengan mengurangi ancaman terhadap spesies yang dilindungi, lalu pemulihan habitat jadi prioritas," ungkapnya.

Lebih lanjut Whisnu menyampaikan, awalnya ada 12 spesies yang masuk ke dalam isu utama konservasi karena termasuk endemik. Spesies itu di antaranya Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Trenggiling, Mentok Rimba, Byuku, Tapir, Kucing Tandang, Bangau Storm, Kukang, Musang Air, Lutung Kokah dan Lutung Paha Putih. 

"Kebanyakan hewan hewan ini endemik di Riau, bahkan populasinya ada yang sudah mulai sedikit," jelasnya.

Dirinya menyebut bahwa dari 12 spesies itu dipilih prioritas di tiga lanskap. Nantinya, dari setiap lanskap ada perwakilan satu spesies saja. Mereka melakukan kajian berdasar survei grid 5x5 kilometer persegi yang langsung mengakses seluruh grid di tiga lanskap dengan total 230 grid di 5x5 kilometer persegi yang terjangkau.

"Apabila kita melakukan perlindungan terhadap spesies itu, bisa mewakili spesies yang lain. Kita juga sudah lakukan kajian berdasar hasil survei di lapangan, kita ada tim untuk akses seluruh lanskap," jelasnya.

Tim di lapangan juga melakukan wawancara kepada masyarakat untuk menjaring informasi penting. Wawancara ini untuk memastikan jumlah spesies yang ada di lanskap tersebut.

"Kita lantas buat penilaian dari tingkat kepentingan, keterancaman dan tingkat kegiatan yang sudah ada intervensi," paparnya.

Hasil penilaian itu, Gajah Sumatera ternyata tinggi. Sedangkan di Pulau Padang spesiesnya yang tertinggi adalah Trenggiling. Hal tersebut menjadi bahasan dalam diskusi publik dengan pemangku kepentingan di tiga lanskap.