RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau menyurati Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) terkait hasil produksi panen kerang dara.
Hal ini sesuai dengan Pergub No. 2 Tahun 2022 tentang pembinaan yang dilakukan oleh pihak kabupaten kepada Pokdakan mengenai budidaya yang hasilnya diberikan ke dinas terkait.
Surat ini dikirim setelah adanya monitoring dan evaluasi (monev) kerang dara terhadap Pokdakan Bintang Jaya, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
"Setiap triwulan akan direkap dinas yang berada di kabupaten untuk selanjutnya diberikan kepada kami mengenai perkembangannya. Yang namanya perkembangan produksi itu mulai sejak tebar bibit," Kepala DKP Riau Tengku Fauzan Tambusai melalui Sub Koordinator Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya, Mulyadi, pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Berdasarkan laporan pembudidaya, Mulyadi menyebut harga kerang dara hasil panen Pokdakan cukup bagus.
"Harga per kilo Rp 10 ribu. Itu sudah bagus. Biasanya harga normal Rp 7 ribu," ucapnya.
Hasil panen kerang dara pada Rabu 23 Agustus 2023 sebanyak 1.5 ton. Sedangkan pada Kamis, 24 Agustus 2023, mengalami peningkatan jadi sebanyak 2 ton.
Mulyani juga menyebut pihaknya telah berdiskusi dengan pembudidaya kerang dara di Tanjung Pasir, Indragiri Hilir (Inhil) terkait pembibitan dan kesulitan yang dihadapi ke depan.
"Jika diambil dari Rohil yang ada enam titik jika dibawa ke Inhil tidak akan hidup. Jika lewat laut akan membutuhkan waktu berjam-jam. Begitu juga dengan jalur darat makin jauh dan panas," tuturnya.
Sebelum memberikan bantuan, ia meminta pembudidaya kerang dara di Rohil untuk mengetahui asal bibit. Ada enam lokasi di Rohil diantaranya Sungai Hantu, Sungai Daun, Sungai Subang, Sungai Sandang, Sungai Burung, dan Pasir Belilik.
"Dengan adanya enam titik itu memudahkan mencari bibit. Proses mencarinya saja yang cukup lama karena harus diambil sedikit demi sedikit, lalu dikumpulin. Airnya harus surut," tuturnya.