Tim Cegah Api Greenpeace Kampanyekan Hutan Tanpa Api

Greenpeace-kampanye-hutan-tanpa-api.jpg
(SOFIAH/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Riau akan dilanda kemarau kering tahun 2023 ini. Sejumlah wilayah di Riau telah dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Greenpeace Indonesia dari Tim Cegah Api menggelar kampanye “Hutan Tanpa Api” pada Minggu, 27 Agustus 2023 di area Car Free Day (CFD), Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. 

NGO ini menilai edukasi terhadap masyarakat dan sindiran keras untuk pemerintah maupun korporasi harus tetap digalakkan

Volunteer Tim Cegah Api Greenpeace, Rina Noviana, yang didampingi Doni Kidong, menyebut pihaknya telah melangsungkan aksi jaga gambut jaga bumi. Aksi tersebut sebagai upaya untuk mendukung Tim Cegah Api yang tengah berjibaku memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Pontianak Kalimantan Barat.



"Aksi ini bertujuan untuk mengingatkan pemerintah pemerintah setempat agar perlu menindak tegas para pelaku pembakaran supaya kondisi Karhutla maupun kabut asap yang pernah terjadi beberapa tahun lalu tidak terulang. Semoga kita bisa beraktivitas bebas, menghirup udara atau oksigen yang bersih dan tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa seperti di kawasan car free day saat ini," harapnya.

Dirinya juga menyebut karhutla di Riau masih kerap terjadi seperti di Dumai dan Bengkalis. Melalui aksi, Greenpeace ingin menyadarkan semua pihak.

Tim Cegah Api Greenpeace menyebut masalah hutan dan lahan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang memiliki 94,1 juta hektare hutan hujan di seluruh wilayahnya.

Karhutla telah menjadi fenomena antropologi yang hampir setiap tahun menghantui tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga negara tetangga. 

"Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kebakaran hutan di Indonesia adalah kegagalan kebijakan pemerintah dalam mengelola dan melindungi hutan. Kurangnya penegakan hukum terhadap pembakaran hutan yang ilegal serta praktek perambahan hutan yang tidak terkendali telah menciptakan lingkungan yang rentan terhadap kebakaran. Selain itu, lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga menyebabkan kelemahan dalam upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan," tegasnya.