Resmikan Election Corner, FISIP Unri Diskusi Plus Minus Politik Identitas

Diskusi-di-fisip-Unri.jpg
(BAGUS PRIBADI/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (Unri) meresmikan Election Corner FISIP Unri. Peresmian itu sekaligus dengan Diskusi Publik pada Rabu, 12 Juli 2023.

Adapun tema yang diangkat adalah "Plus Minus Politik Identitas dan Masa Depan Demokrasi Indonesia". Diskusi ini diisi oleh Ketua KPU Riau Ilham Muhammad Yasir, Ketua Bawaslu Riau Alnofrizal, Guru Besar FISIP Unri Ali Yusri, dan Perwakilan Kesbangpol Riau Rahmat Setiawan.

Dekan FISIP Unri, Meyzi Herianto, mengatakan tujuan dibentuknya Election Corner guna melahirkan data yang valid yang tentu bisa diolah oleh para pengamat. 

"Jadi kita melahirkan pengamat berbasis data. Kemudian sebagai wadah diskusi terbuka dari berbagai kalangan pihak, sehingga netralitas FISIP Unri tetap terjaga. Semua bisa kita hadirkan di sini terutama tokoh Riau yang ingin membangun Riau," terangnya.

Mengenai tema diskusi perihal plus minus politik identitas, Perwakilan Kesbangpol Riau, Rahmad Setiawan, menyampaikan sebenarnya pemahaman politik identitas muncul saat 2019 terjadi polarisasi yang sangat mendalam.



"Identitas itu jika dijadikan sebagai alat politik ini yang jadi masalah. Nanti inj dimulai dari intoleransi sampai terorisme. Dalam Pemilu ada polarisasi. Identitas politik silakan digunakan tapi jangan dibalik menjadi politik identitas," terang Rahmad.

Menurut Rahmad, kelompok yang bermain politik identitas menargetkan masyarakat yang belum memahami kondisi menjadi sasaran.

"Kami mengoptimalkan forum semacam tugas bersama untuk menangani ragam permasalahan berdasarkan forum ini masing-masing. Sebab politik identitas di Riau tak terlalu berpengaruh, tapi yang bahaya itu menjelang Pilkda. Ini sangat terlihat," jelasnya.

"Kami dari pemerintah diarahkan untuk memperbanyak kegiatan sosialisasi ini. Artinya kita berharap pemilu dan pilkada yang baik," tambahnya.

Sementara Ketua Bawaslu Riau, Alnofrizal, menilai tiap pemilu berlangsung selalu ada saja hal baru yang muncul seperti Golput, hoaks, dan lainnya.

"Kita tak tahu 2024 nanti apa yang muncul. Bagaimana cara hal negatif  bisa kita kurangi dan pencegahan. Ada tiga elemen, pengawasan, partisipasi masyarakat, dan publikasi media. Bagaimana media mengkampanyekan pemilu yang jujur dan aman," tutupnya.