RIAU ONLINE, PEKANBARU-Harga minyak goreng (migor) di Kota Pekanbaru beberapa pekan merangkak naik. Kondisi ini terjadi pada minyak goreng curah maupun kemasan. Penjual gorengan merasakan imbas kenaikan harga minyak goreng.
Iwan, pedagang gorengan di Jalan Kartama, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru mengeluhkan harga minyak goreng naik. Dia tidak banyak peroleh untung akibat kenaikan harga minyak goreng.
Untuk mendapatkan 1 liter minyak, Iwan harus merogoh kocek senilai hingga Rp 14 ribu per liter. Sebelumnya dia sempat membeli minyak goreng curah di harga Rp 10 ribu.
Kenaikan harga minyak goreng ini membuat Iwan bingung, apalagi dirinya membutuhkan pasokan migor setiap hari. Menaikkan harga gorengan dilakukannya demi menyiasati persoalan naiknya harga migor.
"Modal jadi naik sekitaran 30 persen, biasanya bisa jual 1 gorengan dengan harga Rp. 1.000. Sekarang jual Rp.5 ribu cuma dapat 4 gorengan," ucapnya, Senin 10 Juli 2023.
Dirinya juga terpaksa mengurangi penjualan yang pada awalnya menjual 3 kilo gorengan per hari, kini hanya menjadi 2 kilo per hari. Padahal, ia bisa menghabiskan sedikitnya 3 liter minyak goreng curah dalam sehari.
"Kalau kita yang jual makanan gorengan tentu berdampak sekali. Apalagi kita membutuhkan minyak goreng untuk berjualan setiap hari," jelasnya.
Sementara itu, Khairul, penjual minyak goreng kemasan bermerek di Jalan Kayangan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru mengatakan harga minyak goreng terus melambung naik karena terbatas produksi kelapa sawit.
"Satu sisi merasa bersalah juga karena harus menaikkan harga, masyarakat jadi tersiksa. Pola pembelian konsumen di toko juga berubah. Mereka lebih memilih membeli minyak goreng curah tanpa merek yang dijual di pasar-pasar karena lebih murah," ucapnya.