RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kasus stunting di Kota Pekanbaru tahun 2023 mengalami penurunan dari tahun 2022. Awalnya ada sebanyak 318 jumlah anak stunting. Setelah ratusan anak pulih, kini tinggal 115 anak yang masih mengalami stunting.
Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution menyebut, mereka saat ini mendapat bantuan tambahan asupan gizi lewat program Bapak Asuh.
"Kita berupaya memberi pendampingan lewat program Bapak Asuh anak stunting," ujarnya.
Menurutnya, seluruh anak stunting di Kota Pekanbaru mendapat pendampingan dan bantuan dari Bapak Asuh. Ia menyebut program tersebut dalam upaya percepatan penanganan stunting
Prevalensi stunting saat ini di Kota Pekanbaru yakni 16,8 persen. Angka itu di bawah prevalensi stunting di nasional sebesar 21,6 persen.
Kondisi ini membuat jumlah keluarga yang berisiko stunting juga mengalami penurunan. Ada penurunan dari dari 77.000 keluarga menjadi 35.000 keluarga pada tahun 2022.
"Ini upaya komitmen bersama dalam upaya percepatan mengurangi stunting lewat sejumlah program yang ada," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy menilai kemiskinan ekstrim di Pekanbaru sudah teratasi dengan baik. Kasus stunting juga sudah di bawah rata-rata nasional hanya perlu memenuhi target Gubernur Riau.
Pada tahun depan target stunting di Provinsi Riau sudah di bawah 14 persen. Ia mendorong angka tersebut bisa mencapai target penurunan stunting sesuai arahan dari Presiden RI, Joko Widodo.
"Nanti 14 persen, sekarang 17 persen untuk Provinsi Riau. Sesuatu hal yang bagus," paparnya.