RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Peternakan dan Kesehatan (PKH) Riau menerima laporan hewan ternak warga yang mati secara tiba-tiba di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Laporan ini diterima Dinas PKH sepanjang 2023.
Dinas PKH Riau berkoordinasi dengan Dinas PKH Kuansing untuk memastikan penyebab kematian hewan ternak di Kuansing.
Kabid Keswan Dinas PKH Riau, Faralinda Sari, mengatakan laporan hewan ternak mati secara mendadak pertama kali diterima pihaknya pada 2 Februari 2023.
Saati itu, warga melaporkan ada 3 ekor ternak yang mati mendadak di Desa Tanjung Pauh, Kuansing. Hal itu kemudian terulang kembali 9 Februari 2023 dengan 5 ekor ternak yang mati di Desa Sungai Paku.
"Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata itu gejala klinis ngorok, nasal discharge, cairan berbuih dari mulut, dan kematian mendadak," terangnya, Rabu 10 Mei 2023.
Tim Dinas PKH Riau bergerak ke daerah-daerah untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang.
Sepanjang Februari hingga April 2023, Dinas PKH Riau melakukan vaksinasi massal hewan ternak untuk mengantisipasi penyebaran virus ngorok ini.
"Adapun vaksin SE yang ditambahkan dari Provinsi sebanyak 800 dosis ditambah 500 dosis dari vaksin yang tersisa di kabupaten. Sehingga total Vaksin SE yang tersedia untuk Kabupaten Kuansing sejumlah 1.300 dosis," katanya.
Kendati telah divaksinasi, Faralinda Sari menyebutkan kasus hewan terpapar virus ngorok kembali terjadi pada 15 Maret 2023 di Koto Rajo, Singingi Seberang, Kuansing. Ada 4 ekor ternak mati menjadi bangkai dan 9 potong paksa.
Selanjutnya, kasus semakin bertambah. Pada 30 April 2023 ditemukan kasus SE di Desa Kopah. Jumlah populasi kerbau yang berada di Desa Kopah sebanyak sekitar 4.000 ekor dengan sistem pemeliharaan ekstensif (diumbar di perkebunan sawit).
Dalam hal ini, riwayat ternak belum divaksin untuk Desa Kopah mengingat sepekan sebelum lebaran vaksin yang tersedia telah habis.
"Jumlah kasus SE yang dilaporkan dari periode kejadian 15 Maret sampai dengan 9 Mei 2023 yaitu mati bangkai 65 ekor, potong paksa 99 ekor dan 15 ekor dijual," urainya.
Menurut Faralinda, vaksin tetap dilakukan setiap tahun. Pihaknya menyediakan vaksin SE. Namun, kesadaran peternak yang kurang proaktif, untuk memvaksin ternaknya.
Total sebanyak 65 ternak kerbau terpapar virus ngorok. Dirincikan Faralinda temuan sepanjang 2023 itu untuk di Desa Koto Rajo terdapat 4 ekor ternak yang mati dan 9 dipotong paksa. Di Desa Seberang Taluk hanya ada ternak yang dipotong paksa yakni 4 ekor.
Lanjut, Desa Petapahan ada 15 ekor mati dan 23 dipotong paksa. Kemudian, Desa Teluk Beringin ada 1 ekor yang mati dan 4 potong paksa.
Selanjutnya, Desa Pulau Komang ada 2 ekor yang mati dan 12 potong paksa. Di Desa Bandar Alai, 3 ekor mati dan 23 potong paksa. Terakhir, di Desa Kopah ada 40 ekor yang mati dan 17 potong paksa.