Kini Jadi Event Kelas Dunia, Yan Prana Disebut Gila saat Cetuskan Ide Tour de Siak

Yan-Prana-Jaya-terbaru.jpg
(Tika Ayu/Riauonline)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kini jadi event kelas dunia, Yan Prana disebut Gila saat Cetuskan Ide Tour de Siak. Tour de Siak sudah sembilan tahun eksis sejak 2014 sebagai sport tourism kebanggaan Provinsi Riau, hadirnya balap sepeda ini rupanya memiliki cerita panjang di belakangnya, yang tak lepas dari sosok Yan Prana Jaya Indra Rasyid, Mantan Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau.

Saat ditemui di Kedai Kopi Bengkalis Jalan Ketitiran, Sukajadi, Kota Pekanbaru, lelaki yang akrab disapa Yan itu mengatakan semuanya dimulai di awal tahun 2012 sesuai pelaksaan Pekan Olahraga Nasional (PON).

Waktu itu Siak menjadi kabupaten terpilih untuk pelaksanaan cabang olahraga (cabor) sepeda yakni BMX dan sepatu roda.

"Saya ditunjuk tiba-tiba tanpa sepengetahuan saya, keluarlah SK saya sebagai kepala sepeda Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), tentu terkejut kenapa keluar SK tanpa pemberitahuan saya," ujarnya Rabu, 30 November 2022.

Disebut Yan, kalau dirinya hendak menolak jika mengatahui hal tersebut karena menurutnya hal yang diamanahkan pada dirinya itu merupakan tanggungjawab berat.

"Mau tak mau tagungjawab itu keberhasilan kejuaraan sepeda di tangan saya, PON itukan 2012," paparnya.

Menindaklanjuti tugasnya sebagai ketua ISSI, Yan pun memulai pembangunan venue olahraga sepeda. Dia sebut bahwa dana pembangunan venue saat itu didapat bukan darj Anggaran Perencanaan Belanja Daerah (APBD) melainkan hasil dari CSR.

"Saat itu dari Siak Bumi Pusako,"

Waktu berlalu kata Yan, agenda PON yang dianggap pemda Siak sukses terlaksana, dilanjutkan adanya penyaluran dana dari pemerintah pusat Dinas Pendidikan guna pelaksanaan jelajah sejarah. Agenda ini ditandai dengan anak-anak sekolah yang menyatroni tiap lini situs budaya yang ada di Siak.

"Jadi jelajah sehari sambil naik sepeda anak sekolah pergi melihat situs sejarah, teringat di hari saya kenapa tidak kita buat Tour de Siak? kenapa Sumatera Barat yang dananya kecil tapi bisa menyelenggarakan?," skeptis Yan membandingkannya.

Jadi diakui Yan, bahwa motivasi sport tourism ini juga terpengaruh adanya keberadaan Tour de Singkarak yang sudah santer lintas nasional hingga internasional.



Tour de Siak Terkonsep

Dari program jelajah sejarah anak sekolahan di Siak oleh Dinas pendidikan itu. Yan dalam rapat ringan Bappeda Siak dengan para staf, menghasilkan ide balap sepeda yang dicanangkan melintasi tiga jembatan ikoniknya Kota Siak, di antaranya Jembatan Istana Siak, Jembatan Perawang, dan Jembatan Maredan.

Akhirnya ide balap sepeda itu dirumuskan dengan nama Tour de Siak, diajukan ke Bupati Siak yang saat itu dijabat oleh Syamsuar. Namun jalannya, ide Yan sempat dapati kritik dari Syamsuar, Disebut bupati Siak bahwa Ide Yan itu agak dipandang pesimis oleh Syamsuar.

"Gila kau Ini, siapa saja yang diundang? Kau kira senang ini mendatangkan pembalap luar negeri?," Kata Yan menirukan perkataan Syamsuar.

Menurut Yan, ide sport tourism ini menarik lantaran ada tantangannya, dinilainya dari banyaknya aspek, mulai dari pendanaan, kerjasama dengan instansi pemerintah mulai dari imigrasi, intelkam untuk keamanan orang luar negeri, bea cukai untuk koordinasi, bagaimana sistem airport penjemputan.

Kendati demikian Yan pun tak langsung mengkonfrontasi balik pesimistis bupati Siak karena Yan menyadari Siak belum pernah terlibat dalam kegiatan serupa.

"Saya dimarah waktu itu, 'jangan buat kerja gila, bukan gampang ini'," ujar Syamsuar waktu rtu

Untuk meyakinkan Syamsuar waktu itu, Yan mengaku sempat menjaminkan jabatannya sebagai Kepala Bapenda Siak untuk dicopot bila pelaksanaa Tour de Siak gagal.

"Saya mohon bapak pimpin, kalau bapak pimpin maka semua orang akan mendukung," begitu yakini Yan pada Syamsuar.

Menyadari ini bakal jadi debut Siak dalam sport tourism Yan Prana beserta bupati Siak, Kapolres sebagai penentuan keamanan, lintasan dan Perhubungan, kepala dinas Siak sebagai instansi yang berkaitan dengan pariwisata bertandang ke Wali Kota Bukittinggi guna belajar untuk kematangan persiapan Tour de Siak.

"Akhirnya kami diterima oleh Wali Kota Bukittinggi," ujar Yan sumriah

Adapun keberhasilan mendatangkan pesepeda lintas internasional ini disebut Yan, tak lepas dari sumbangsih ISSI Jakarta. Diingat Yan ada yang datang dari Autralia, Malaysia, Thailand, Singapura, Iran.

"Kaget pak gubernur, 11 negeri datang,"

Setali Tiga uang pelaksaan Tour De Siak bakal dimulai, Yan mengingat bahwa saat itu juga ada meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dibawah komando Andi Rahman yang saat itu menjabat Gubernur Riau
untuk memperpanjang lintas pesepeda.

"Itu harus ada campur tangan gubernur, lintasan itu mau dibuat Siak, Bengkalis, Malaka, Dumai balik ke Pekanbaru lintasan awalnya,"

Dinilai Yan, konsep Tour de Siak bukan hanya sekadar balap sepeda, ada konsep tourism-nya, sehingga bila dilaksanakan bakal menimbulkan multiflyer effect bagi masyarakat lokal.


"Artinya kalau dia (pesepeda,red) berhenti, di Kabupaten yang jadi tuan rumah maka dibuka bazar, orang pasti ramai nonton, kita menghidupkan umkm waktu itu, niat saya itu waktu itu,"

 

Walaupun sempat dua kali tak terlaksana karena bencana asap dan Covid-19 ingat Yan, dirinya berharap agar Tour de Siak dapat terus menarik lebih banyak lagi piha yang terlibat, bahkan dapat mendatangkan banyak pesepeda internasional.

"Terakhir saya harapan setelah terlaksana Tour de Siak dilanjutkan dengan Tour de Singkarak. Pernah dibicaraka dengan ISSI Jakarta dan mereka setuju karena ada even lanjutan sebuah gol di Sumatera ini," terangnya.