RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kelanjutan pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Pekanbaru, masih belum ada kejelasan. Para pedagang partai besar terpaksa masih berjualan di sekitar areal Terminal Bandar Raya Payung Sekaki.
Saat berjualan di terminal, pedagang dihadapi dengan sejumlah persoalan. Masalah itu di antaranya tentang sampah, pungli dan lain sebagainya.
"Kita sudah dapat laporan dari camat, cukup banyak persoalan yang dihadapi pedagang di kawasan itu," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut, Minggu, 13 November 2022
Segala permasalahan itu menjadi perhatian pihaknya. Dirinya mengatakan bahwa jumlah pedagang yang berjualan di sekitar terminal itu berkisar 240 orang.
Ingot menyebut pembangunan Pasar Induk tentu mempertimbangkan kondisi sosial yang ada di sekitar. Aktivitas di Pasar Induk tentu berdampak bagi masyarakat yang ada di sekitar areal pasar. Namun, katanya, kelanjutan pembangunan fisik pasar itu masih dalam proses.
"Untuk pembangunan Pasar Induk masih proses ya, kita tentu berharap pedagang bisa segera beraktivitas di sana," paparnya.
Pembangunan Pasar Induk hingga kini masih terbengkalai. Kondisi fisik bangunan kios bagi dagang masih banyak yang belum tuntas. Banyak dari bangunan baru berdiri tiang.
Ada juga sebagian sudah berdiri seperti kios tapi tanpa dinding dan atap. Namun ada juga sejumlah bangunan kios yang sudah tuntas di arah belakang pasar.
Pembangunan Pasar Induk Pekanbaru bakal berlanjut setelah sempat mangkrak selama dua tahun belakangan. Kondisi ini terjadi karena pengembang yakni PT Agung Rafa Bonai (ARB) mengalami krisis finansial.
Proses pengerjaan Pasar Induk sudah berlangsung sejak tahun 2017 silam. Mereka sebelumnya sempat meminta perpanjangan waktu karena tidak mampu rampungkan pasar induk pada Oktober 2018 dan Oktober 2019 silam.