(Istimewa)
(Istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Pelayanan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru mendapatkan komentar negatif dari para warganet.
Sebelumnya, RIAUONLINE.CO.ID memberitakan terkait keluarga pasien yang mengamuk lantaran lambatnya pelayanan di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Pemberitaan itu ditanggapi beragam oleh warganet. Tidak sedikit yang mengaku pernah mendapatkan pelayanan buruk dari rumah sakit pemda tersebut.
Satu di antaranya warganet yang turut menyayangkan buruknya pelayanan RSUD Arifin Achmad adalah akun Surya Mukri.
"Saya pernah merasakan buruknya pelayanan RSUD ini, benar-benar bikin naik darah," tulis Surya.
Kekesalan juga ditumpahkan warganet lainnya, Mighuel Tamba. Mighuel Tamba mengungkap bahwa lambatnya pelayanan di RSUD Arifin Achmad menyebabkan kakaknya meninggal dunia.
"Abang saya meninggal di RSUD Arifin Achmad karena pelayanannya lambat dan petugasnya cuek. Semoga mereka mendapat balasan," tulisnya.
Menurut warganet, buruknya pelayanan di RSUD Arifin Achmad sudah terjadi sejak lama.
"Memang selalu seperti itu dari dulu," ujar Catassa Patricia.
"Pernah berobat pakai BPJS, malah mereka terlihat seperti mengelak-ngelak," ujar Akhmad Juprizal.
Baca Juga
"RSUD Arifin Achmad minum pelayanan, apalagi pakai BPJS, Hajablah," ujar Dafly Danish.
Dari 200 warganet di kolom komentar pemberitaan RIAUONLINE.CO.ID, hampir seluruh warganet mengeluhkan pelayanan RSUD Arifin Achmad yang lambat dan berbelit-belit.
Terbaru, warga Pekanbaru juga mendapatkan pelayanan yang buruk dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Pelayanan terkait transfusi darah di RSUD Arifin Achmad dinilai berbelit-belit. Padahal pasien sangat membutuhkan transfusi darah secepatnya.
Keluarga pasien, bernama Maria, mengaku kesulitan saat hendak melakukan transfusi darah untuk pasien yang menderita kanker.
Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit yang harus digunakan dalam 5 hari sebelum kadaluarsa.
Menurut Maria, petugas RSUD Arifin Achmad Pekanbaru menunjukkan sikap bertele-tele hingga membuat pihak keluarga naik pitam.
Maria menyebutkan, awalnya dia mendapat jawaban dari pihak RSUD Arifin Achmad bahwa untuk stok darah tidak tersedia. Lalu pihak keluarga pasien diminta mencari donor darah dan didapatlah dari anggota Brimob Polda Riau, hingga masyarakat, dan beberapa wartawan. Akhirnya darah terkumpul hingga 20 kantong.
"Setengah jam setelah diminta, kita sebar langsung datang mereka. Semua ramai mau donor darah. Tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," kata Maria kepada sejumlah wartawan di RSUD Arifin Achmad.
Dia melanjutkan, setelah ditanya berulang kali, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku bahwa stok darah sudah ada. Namun masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa ditransfusi.
"Awalnya petugas bilang tidak ada reagen atau alat transfusi darah. Tiba-tiba setelah ribut baru bilang reagen sudah ada. Padahal katanya Selasa atau Rabu depan baru datang. Ini bukan pertama kali saja, berulang kali sudah keluhan disampaikan sama Dirut sejak awal. Kalau sudah sampai ke Dirut baru semua masalah dikerjakan," kata Maria.
Keributan pun sampai ke telinga Gubernur Riau, Syamsuar, dan memerintahkan Direktur RSUD Arifin Achmad untuk mengecek masalah yang terjadi.
Hingga akhirnya, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mammunah, datang menghampiri kerabat dari pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi tersebut.
Wan Fajriatul yang merupakan anak mantan Gubernur Riau, Wan Abu Bakar, itu mengakui kesalahan petugas. Dia meminta maaf kepada kerabat pasien.
"Kami meminta maaf kepada keluarga pasien, ini memang kesalahan dari petugas kami," kata Fajriatul.