RIAUONLINE, PEKANBARU - Ratusan pengungsi Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Kemenkumham Riau Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Selasa, 26 Juli 2022.
Tak hanya orang dewasa, para pengungsi juga memboyong anak mereka ikut dalam demonstrasi. Mereka ingin segera dikirim ke negara ketiga yang aman, yakni Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.
Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru, Zulfahmi Adrian menyayangkan aksi tersebut. Ia menilai bahwa pemerintah Indonesia sudah memberikan pelayanan yang baik kepada mereka, termasuk di Pekanbaru.
"Pengungsi tak pernah mendapatkan perlakuan buruk seperti di negara asalnya. Kalau di sini mereka hidup layak, kita dukung dalam hal perlindungan. Mereka juga bebas beraktivitas. Mau ke pasar, olahraga," kata Zulfahmi, Jumat 29 Juli 2022.
Lebih lanjut ia mengatakan, aksi yang mereka lakukan sudah melanggar ketentuan perundang-undangan. Meskipun para pengungsi menyadarinya, mereka tetap melakukan aksi unjuk rasa.
"Mereka pada saat mendapatkan status pengungsi, tidak boleh melakukan unjuk rasa maupun aksi mogok makan. Itu sudah mereka tandatangani bagi setiap pengungsi yang datang. Artinya, mereka sadar itu," ulasnya.
Zulfahmi menegaskan, tuntutan para pengungsi untuk segera ditempatkan ke negara di luar kewenangan dari pemerintah di Indonesia. Ia menegaskan bahwa pemerintah sudah menyampaikan tuntutan para pengungsi kepada pihak berwenang.
"Tapi mereka tidak paham, bahkan mereka nekat unjuk rasa berulang kali. Tapi yang mereka minta ini, di luar kemampuan kita untuk membantunya. Intinya mereka tidak mau mengerti, ini yang kita kesalkan," ujarnya.
"Kita kembalikan saja ke mereka mau bagaimana. Sembari menanti transit ke negara ketiga, mau tidak mau harus sabar. Kebijakan negara kan berbeda," sambung pria yang akrab disapa bang Zoel.
Para pengungsi asal Afghanistan di Kota Pekanbaru juga mengklaim ada belasan orang rekannya meninggal karena bunuh diri. Mereka membuat narasi bahwa para pengungsi bunuh diri lantaran terlalu lama berada di Kota Pekanbaru.
Zoel menampik narasi dari para pengungsi. Ia menegaskan, kemungkinan aksi bunuh diri belasan warga negara asing ini berlangsung di sejumlah daerah. "Jadi saya tegaskan bukan di Pekanbaru saja, mungkin itu kemungkinan terjadi di sejumlah daerah," paparnya.
Dirinya mengaku tidak ingat persis kapan ada pengungsi di Kota Pekanbaru yang bunuh diri. Ia menyebut bahwa kejadian bunuh diri terakhir yang diketahui berlangsung di Wisma Indah.
Aksi bunuh diri WNA itu bukan terkait tuntutannya untuk diberangkatkan ke negara ketiga. Ia menyebut ada kemungkinan yang bersangkutan bunuh diri karena masalah pribadi.
Zulfahmi menegaskan bahwa cerita para pengungsi tidak bisa diterima sepenuhnya. Apalagi para pengungsi kerap membuat narasi yang memojokkan pemerintah dan memunculkan kericuhan di tengah masyarakat.