Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Bagi para jobseeker atau pencari kerja, mencari informasi lowongan kerja di era digital ini cukup dimudahkan. Karena ada banyak sekali job portal atau iklan lowongan kerja yang bisa diakses melalui internet.
Kehadiran internet memungkinkan siapapun menjelajah dan melakukan pencarian lowongan kerja dengan lebih cepat dan efektif.
Namun bagai pisau bermata dua, kemudahan ini juga dimanfaatkan oknum jahat untuk melakukan penipuan yang berkedok lowongan kerja. Para pelaku melancarkan aksinya dengan mengatasnamakan perusahaan besar untuk menarik korban.
Ada banyak modus penipuan yang dilancarkan pelaku untuk mengelabui korbannya. Para pencari kerja seringkali terbujuk dengan iklan yang menawarkan deskripsi dan benefit yang berlebihan, sampai lupa memperhatikan perusahaan seperti apa yang mereka lamar. Untuk itu kamu perlu teliti memilih perusahaan sebelum memutuskan untuk melamar.
Kamu harus cari tahu perusahaan itu bergerak di bidang apa, dimana kantornya, dan bagaimana eksistensi perusahaan itu di mata orang lain. Semua informasi bisa kamu dapat di internet ataupun dengan bertanya ke orang-orang secara langsung.
Biasanya lowongan kerja fiktif lebih menawarkan keuntungan bekerja dibanding memberikan info job desc jelas. Hal ini dimaksudkan untuk menarik pencari kerja untuk melamar. Yang paling menggiurkan adalah gaji yang besar.
Banyak orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan keinginan pekerja untuk segera mendapatkan pekerjaan. Mereka membuat lowongan kerja palsu yang meminta korbannya membayar sejumlah uang dengan alasan biaya administrasi atau biaya lainnya.
Untuk menghindari modus penipuan berkedok lowongan kerja, ada baiknya kamu mengetahui ciri penipuan berkedok lowongan kerja berikut:
Menggunakan email dan website gratisan yang memiliki domain yang mirip dengan perusahaan terkait
Media penyebaran melalui SMS, dengan respon cepat dan terkesan terburu-buru untuk mengajak wawancara (interview)
Melakukan panggilan atau telepon langsung dan menyampaikan jika telah mengirimkan balasan dan meminta segera ditindaklanjuti
Menawarkan gaji tinggi meskipun penawaran level hanya sebagai staf biasa
Mencantumkan foto karyawan atau hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan untuk meyakinkan korban
Meminta sejumlah uang untuk biaya administrasi atau keperluan lainnya