RIAU ONLINE, PEKANBARU - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Pekanbaru melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Senin, 18 Juli 2022. Cipayung Plus Pekanbaru terdiri dari mahasiswa organisasi HMI DIPO, GMNI, PMII, PMKRI, IMM, KAMMI, HMI MPO, dan HIMA PERSIS.
Unjuk rasa tersebut dilakukan untuk memprotes rendahnya harga Tandan Buah Segar (TBS), namun harga pupuk justru mahal. Massa menuntut keseimbangan harga untuk kesejahteraan masyarakat di Riau.
Koordinator Himpunan Mahasiswa Indonesia Diponegoro (HMI DIPO), Wirandi Mustafa, menyampaikan sejak awal 2021 hingga 2022 harga pupuk bersubsidi maupun pupuk non subsidi mengalami kenaikan.
"Tapi harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit justru terus menurun. Ditutupnya keran ekspor CPO oleh pemerintah sebagai langkah untuk stabilisasi harga minyak goreng dalam negeri pada April lalu mengakibatkan jatuhnya harga TBS," terangnya.
Di satu sisi, terang Wirandi, kebijakan itu sama sekali tak bermanfaat bagi masyarakat termasuk untuk mengurangi harga minyak goreng.
"Setelah ekspor dibuka harga TBS pun tetap menurun dan harga minyak goreng tetap mahal. Kebijakan pemerintah menghasilkan kompleksitas bencana bagi masyarakat," tegasnya.
Sementara menurut Koordinator Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Supriadi, rendahnya harga TBS sangat berdampak terhadap perekonomian masyarakat Riau. Terlebih lagi, kata dia, penduduk di Riau mayoritas merupakan petani kelapa sawit.
"Pemerintah harus melaksanakan keseimbangan harga untuk kesejahateraan masyarakat," tuturnya.
Selain itu, Cipayung Plus Pekanbaru juga mengkritik kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang semula 10 persen menjadi 11 persen.
Mereka turut memprotes kenaikan harga bahan pokok seperti cabai, bawang, dan lainnya yang dikeluhkan masyarakat di Riau.