RIAU ONLINE, PEKANBARU-Manager Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Taufik, menilai tak pantas pembangunan payung elektrik Masjid Annur Riau dilakukan.
Hal itu dikatakannya karena pembangunan payung elektrik itu tak ada kebermanfaatannya, mengingat masih banyaknya rumah ibadah yang harus di akomodir untuk dibantu.
"Persoalan pembangunan pengadaan payung elektrik ini seharusnya memperhatikan dampak bagi masyarakat. Jika tujuannya hanya untuk bermegah-megah saja ini justru pemikiran konsep pembangunan yang salah," katanya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu, 18 Juni 2022.
Ia mempertanyaoan urgensi pembangunan payung elektrik Masjid Annur Riau itu. Tambahnya, jika tujuannya hanya untuk menarik wisatawan religi, artinya pemerintah hanya berorientasi pada keuntungan semata.
"Mungkin saja dampak pendapatan dan juga dampak dari mega proyek yang nilainya Rp 42 miliar ini yang ingin dikejar, karena ada untung yang besar yang diburu bagi mereka yang punya kepentingan," tutur Taufik.
Taufik menilai bahwa Gubernur Riau, Syamsuar harus memahami makna dan tujuan dibangunnya sarana ibadah yakni guna pendekatan spiritual kepada sang pencipta.
"Kalau ada niat dan tujuan pembangunan sarana masjid di luar dari itu artinya gubenur memanfaatkan keadaan untuk mengambil kepentingan keuntungan," tegasnya.
Tak hanya itu, Taufik juga menuturkan masjid merupakan sarana ibadah dan tak elok jika dijadikan ladang keuntungan.
"Jelas dugaan gubenur mengambil kepentingan dalam pembangunan pengadaan payung elektrik ini karena tidak ada korelasi dengan ibadah dan payung elektrik," terangnya.
Ia pun menyayangkan fokus pemerintah yang justru tak memperbaiki masjid atau membangun rumah ibadah lainnya di Riau.
"Payung elektrik tersebut tahannya berapa lama? Dan nanti pasti akan rusak dan tentunya habis begitu saja. Gubenur sangat mubazir dalam bersikap membelanjakan anggaran itu," kata Taufik.
Kemudian ia mengingatkan rumah ibadah lainnya juga membutuhkan pembiayaan dari APBD 2022 ini. Terutama, lanjutnya, sarana ibadahnya juga sudah tak layak lagi dan harus dibangun.
"Gubenur seharusnya hadir di sini untuk mengarahkan belanja pada sarana prasarana tempat ibadah yang rusak untuk dibangun dalam APBD 2022," tegasnya.
"Gubenur akhir-akhir ini juga dilihat dari belanja 2022 sangat bernafsu dalam mengejar proyek-proyek infrastruktur. Apa sebenarnya yang ingin dikejar gubenur? Proyek-proyek yang dibangun dalam belanja 2022 ini juga tak berdampak positif bagi masyarakat Riau sendiri," sambung Taufik.
Hal itu dikatakannya setelah melihat pembangunan lapangan tenis yang menelan pembiayaan miliaran rupiah, kemudian pembangunan payung elektrik.
"Ada kepentingan apa gubenur? Tendensius sekali dalam menghamburkan uang. Apakah ada udang di balik batu dalam pembangunan/pengadaan infrastruktur ini?" tanyanya.
Ia meminta Syamsuar agar tak mengkhianati kepercayaan publik dalam pengelolaan keuangan, dan meminta membatalkan semua proyek-proyek yang tak memihak ke publik.
"Di akhir periode ini seharusnya gubenur lebih bersifat bijak dan efisien dalam penggunaan anggaran belanja karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan," jelasnya.
"Belum lagi dilihat dari belanja anggaran tahun 2022, kemungkinan masih ada lagi kegiatan kegiatan Pemprov yang tidak memihak kepada kondisi daerah. Selain pembangunan lapangan tenis, pembangunan payung elektrik itu," pungkasnya.