Korban Pengeroyokan oleh Diduga Sekelompok Geng Motor di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru, Minggu, 5 Juni 2022 dini hari
(Istimewa)
Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Baru-baru ini Pekanbaru kembali dihebohkan dengan aksi sekelompok remaja yang diduga geng motor. Dalam video CCTV yang beredar, sekelompok remaja ini tiba-tiba menyerang seorang pengendara motor di Jalan Tuanku Tambusai, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Minggu, 5 Juni 2022.
Remaja berusia 16 tahun berinisial SH menjadi korban dalam penyerangan tersebut. Akibatnya, SH mengalami luka ringan. Tak ayal, peristiwa ini memicu kekhawatiran bagi masyarakat Pekanbaru. Mereka tak lagi berani beraktivitas di saat malam
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pria Budi berjanji akan mengusut tuntas insiden penyerangan diduga dilakukan oleh geng motor ini.
“Dalam waktu dekat kita akan ungkap siapa pelakunya,” tegas Kombes Pria Budi, Senin, 6 Juni 2022.
Kejadian penyerangan oleh geng motor ini bukanlah kali pertama terjadi di Pekanbaru. Pada 2013 lalu, Pekanbaru sempat dihebohkan dengan aksi geng motor XTC yang dikendarai oleh seorang kakek berusia 57 tahun bernama Klewang.
Klewang dengan ratusan anggota gengnya yang masih berusia remaja sering membuat onar di Pekanbaru dan meresahkan warga. Tidak hanya berbuat onar, anggota geng motor Klewang bahkan sempat melakukan penyerangan di Polresta Pekanbaru dan melakukan sejumlah tindakan kriminal lainnya.
Berikut ini adalah sederet aksi geng motor yang sempat menghebohkan Pekanbaru.
1. Geng motor XTC
Mardijo alias Klewang adalah seorang kakek berusia 57 tahun berdarah Jawa Tengah asal Brebes yang sempat menjadi raja geng motor di Pekanbaru. Dia mulai menguasai kelompok geng motor brutal sejak tahun 2011.
Julukan raja, mulai dikenali divlingkungan geng motor sejak Klewang masuk Pekanbaru. Sebelumnya, Klewang dikenal sebagai ketua geng motor XTC di Bandung.
Klewang mengangkat seorang Panglima Geng Motor berdasarkan catatan kriminal. Siapa preman yang keluar dari penjara, akan dia rapatkan untuk ditunjuk sebagai panglima. Dari sinilah, diduga, Klewang memiliki 5 panglima geng motor. Setiap panglima minimal memiliki 40-an anggota geng motor yang menyebar di penjuru kota Pekanbaru.
Berbagai aksi kriminal dilakukan di bawah kendali sang panglima geng motor ini. Mulai dari merampok, menjambret, merampas sepeda motor, membongkar ruko dan juga tidak segan-segan menganiaya korbannya jika melawan.
Tidak hanya itu, Klewang sendiri pun tidak segan-segan memperkosa anggota perempuan dalam gengnya di depan ratusan anggota lainnya. Ia juga mengajarkan seks bebas kepada semua anggota gengnya. Tiap anggota gengnya diharuskan berhubungan intim dengan sesama anggota.
Pada 2013 silam, Klewang dan anggota geng motornya bersama sang anak, Bambang melancarkan aksi penyerangan di Polresta Pekanbaru. Klewang lantas ditahan dan divonis hukuman penjara selama 6 tahun, lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum akibat tindak kriminal brutalnya.
2. Geng motor Ghost Night
Setelah penahanan Klewang, Pekanbaru tidak benar-benar aman dari serangan geng motor. Ghost Night, geng motor lainnya kembali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Pekanbaru.
Dua anggota geng Ghost Night merampas sepeda motor milik anggota geng motor lain. Ternyata perampasan ini bermula dari pertikaian antara kedua remaja itu dengan anggota geng motor lain.
Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya Ipda Bahar Abdi mengatakan, dua anggota geng motor yang diamankan berinisal P (19) dan AL (17).
Anggota geng motor Ghost Night mengejar korban, RA dengan senjata tajam jenis samurai. Korban sempat melarikan diri hingga masuk ke dalam parit, namun berhasil ditangkap.
3. Geng motor War Lexs
Usianya masih belasan, paling tua berumur 18 tahun. Namun sepak terjang empat remaja ini dalam kejahatan jalanan membuat geleng-geleng kepala. Remaja berinisial MK (15), RG (16), KI (18) dan YP (16), menjadi penghuni sel Subdit III Reserse Kriminal Umum Polda Riau.
Mereka adalah anggota geng motor War Lexs. Berawal dari saling ejek di Facebook, para pelaku dan korban diduga punya geng masing-masing yang sudah lama memendam permusuhan.
Pukul 04.00 WIB, geng motor War Lexs yang biasa mangkal di Jalan Muhajirin menyerang ke perumahan Sidomulyo di Jalan Soekarno-Hatta. Beragam senjata tajam, mulai dari parang hingga egrek yang digunakan sebagai alat memanen sawit, dan kayu balok dibawa untuk tawuran geng motor.
Sampai di depan perumahan, geng motor yang dikomandoi KI melihat Angga dan temannya yang merupakan anggota geng motor lainnya di lokasi. Tanpa basa-basi, mereka langsung menyerang remaja yang berumur 18 tahun itu.
Angga terpojok, sementara temannya bisa meloloskan diri. Geng besutan KI bertindak nekat. Kaki dan punggung korban menjadi sasaran bacokan hingga korban berlumuran darah di lokasi dan akhirnya meninggal dunia.
Awalnya, ada belasan remaja yang ditangkap polisi di berbagai lokasi berbeda. Namun, hanya empat orang yang terbukti dan satunya lagi buron, sisanya hanya menjadi saksi.
Selain senjata tajam, petugas juga menyita beberapa telepon genggam, tas, kayu, onderdil motor dan beberapa kayu balok sebagai barang bukti. Atas perbuatannya, para remaja ini dijerat dengan Pasal 338 juncto Pasal 170 ayat 2 dan 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pasal terkait menghilangkan nyawa seseorang itu pidana maksimalnya 15 tahun penjara.
4. Geng motor Brigez
Penilaian masyarakat terhadap geng motor cenderung negatif. Sebab aksi geng motor di jalanan kerap meresahkan masyarakat, bahkan tak segan-segan mencelakai korbannya. Perang antar anggota geng juga sering terjadi menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Konotasi negatif inilah yang berupaya diluruskan oleh komunitas Brigade to Seven atau Brigez. Devi, penasihat DPW Brigez Riau mengakui, pandangan miring masyarakat terhadap geng motor sudah mengakar.
Brigez bertekad membalikkan stigma itu menjadi positif. Untuk itu, mereka mengadakan acara syukuran dengan menggelar Road To Jannah untuk kalangan anak muda Riau, khususnya Pekanbaru pada 2018 lalu.
Kegiatan tersebut diikuti oleh anggota Brigez dan masyarakat setempat, yang berjumlah sekitar 70 orang. Kegiatan yang dilakukan di antaranya silahturahmi sekalian syukuran, sosialisasi kemasyarakat bahwa Brigez bukan geng motor lagi, tapi sudah hijrah menjadi Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).
Malam itu, Brigez juga menghadirkan Ustad Ridwan sebagai penceramah. Bahkan mereka juga ikut membantu pembangunan masjid, serta melakukan kegiatan peduli Lombok padatanggal 9 September 2018.