(youtube)
Rabu, 18 Mei 2022 15:31 WIB
Editor: Yola Ristania Vidiani
(youtube)
Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Ustadz Abdul Somad ditahan dan diminta untuk kembali saat ia dan rombongan berkunjung ke Singapura pada Senin, 16 Mei 2022 dalam rangka liburan.
UAS dan rombongan berangkat dari Pelabuhan Feri Batam dan tiba di Pelabuhan Tanah Merah Singapura pada Senin siang, namun UAS ditahan di sebuah ruangan kecil berukuran 1x2 meter. Setelah itu UAS bersama rombongan dimintah kembali ke Indonesia tanpa penjelasan.
UAS lantas mendesak Dubes Singapura di Jakarta memberi penjelasan atas insiden yang menimpanya.
"Yang bisa menjelaskan Ambassador Singapore in Jakarta. You have to explain to our communities why did your country, why did your government reject us. Why did your government deport us," ujar UAS di kanal Hai Guys Official, Selasa 17 Mei 2022.
Berikut fakta terkait ditahannya UAS saat di Singapura:
1. UAS tidak ditahan, tapi dilarang masuk Singapura
Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo menjelaskan terkait penahanan UAS di Singapura.
Suryo mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan Otoritas Imigrasi dan Pemeriksaan (ICA). Dari mereka Suryo mendapatkan keterangan terkait perihal yang menimpa UAS di Negeri Singa.
Baca Juga
"Menurut mereka, ICA memang menetapkan not to land (NTL) kepada UAS karena tidak memenuhi kriteria untuk eligible berkunjung ke Singapura," ujar Suryo dikutip dari Kumparan.
2. Tas istri UAS sempat ditarik petugas
Saat hendak keluar, tas istri UAS, Fatimah Az Zahra malah ditarik oleh pihak Imigrasi saat orang yang bersamanya sudah keluar dari pemeriksaan, termasuk UAS dan anaknya.
Pihak Imigrasi bahkan sempat melarang UAS memberikan tas yang ditarik tersebut kepada istrinya.
3. Selain Singapura, UAS juga dilarang masuk Hongkong, Timor Leste dan Eropa
Kejadian penolakan ini bukan kali pertama. Negara-negara Eropa hingga Hongkong sempat memberikan perlakuan serupa terhadap UAS.
Pada 2018, UAS berniat memberikan tabligh di Timor Leste. Tetapi, petugas imigrasi menghadangnya sebab diduga terkait terorisme.
Setahun berikutnya atau pada 2019, UAS ditolak masuk Belanda. Kala itu, ia mencoba masuk Negeri Tulip lewat Swiss.
Visa yang bermasalah sempat menghambat perjalanannya pula ke Hongkong pada Desember 2017. UAS berencana menggelar dakwah untuk TKI di negara itu sebelum dideportasi.
UAS terbang bersama dua asistennya. Ketika mereka tiba di bandara, otoritas imigrasi langsung mengadang dan memisahkan mereka. UAS kemudian dibawa menjauh dari pesawat.
Para petugas itu membuka dompet UAS. Mereka mempertanyakan identitasnya saat menemukan kartu anggota Rabithah Alawiyah. Organisasi itu mencatat keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia.
Otoritas Hongkong turut menanyakan perihal keterkaitan UAS dengan Ormas dan Parpol. UAS menjelaskan, dia hanya seorang pendidik. Tetapi, mereka tetap memulangkannya ke Indonesia.
4. Pemerintah Singapura ungkap alasan tolak UAS masuk Singapura
Pemerintah Singapura buka suara mengenai alasan penolakan masuk UAS Mereka menyatakan, pelarangan tersebut terkait ceramah UAS yang dipandang ekstrem oleh Singapura.
Kemendagri Singapura menegaskan, setiap pengunjung tidak otomatis atau berhak bisa masuk ke negaranya.