Identik dengan Warna Kuning, Merah dan Hijau, Ini Filosfi Pelaminan Melayu Riau

Pelaminan-Melayu.jpg
(Youtube)


Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Jika kamu pernah menghadiri atau melihat pernikahan adat Melayu Riau, pasti kamu melihat warna kuning lebih mendominasi menghiasi pelaminan pengantin.

Selain warna kuning, ada dua warna lain yang juga tak pernah luput dari gawai orang Melayu, yakni hijau dan merah.

Tabir berwarna kuning, hijau, dan merah disebut tabir belang, digunakan untuk mengelilingi ruangan tempat dilaksanakannya upacara perkawinan adat Melayu.



Selain untuk upacara perkawinan adat Melayu, Tabir belang juga digunakan pada upacara adat istiadat, perayaan hari besar Islam dan upacara duka. Tabir ini dianggap sebagai simbol melindungi marwah masyarakat Melayu.

Pelaminan tempat bersanding pengantin juga dibuat bertingkat-tingkat. Dalam bahasa Melayu, disebut peterakne, yang terbagi dari tiga kata. Yakni, pe yang artinya peti atau kotak, rak artinya bertingkat, dan ne artinya lebih dari satu.

Jumlah tingkatan peterakne harus ganjil karena Melayu identik dengan Islam yang banyak menggunakan angka ganjil. Untuk jumlah tingkatannya disesuaikan dengan hadirin yang datang. Tiga tingkat umumnya untuk para datuk dan lima tingkat untuk kerabat sultan. Di peterakne atau pelaminan ini juga terdapat bantal sadok di belakang serta tempat bersandar, serta tabir selak dipasang di kanan dan kiri

Fungsi dari peterakne ini adalah tempat acara tepuk tepung tawar, makan bersuap, setelah itu makan berhidang di bawah pelamin. Prosesi ini akan dibimbing oleh Mak Andam.

Sedangkan warna-warna pada tabir juga memiliki arti. Kuning untuk kerabat sultan dan anak-anaknya, hijau untuk alim ulama, sedangkan merah untuk laksamana.