RIAU ONLINE, PEKANBARU-Aliansi Mahasiswa Pekanbaru Bersuara (AMPB) menuding Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Riau bagi-bagi proyek APBD Provinsi Riau tahun 2021/2022.
Tudingan tersebut disampaikan mahasiswa yang mengatasnamakan AMPB lewat spanduk yang dipasang di Pagar Kejati Riau.
Namun belakangan ini, AMPB lewat Jufri Tanjung mengklarifikasi terkait tudingan mereka kepada Kajati Riau itu tidak benar.
"Pejabat-pejabat di luar itu banyak yang jual-jual nama Pak Kajati, setelah kita kroscek ternyata itu tidak benar," ujar pria yang akrab dipanggil JT tersebut, Selasa, 22 Maret 2022.
Jufri juga menegaskan kalau Kajati Riau tidak terlibat dalam hal ini dan informasi tersebut datang dari pihak yang mengaku atau mengatasnamakan Kajati Riau.
Menanggapi hal di atas, pihak Kejati Riau kemudian melakukan pertemuan dengan AMPB.
Kajati Riau Jaja Subagja langsung hadir dalam pertemuan tersebut, dan melakukan klarifikasi.
Usai pertemuan, Kajati memberikan keterangan pers kepada awak media. Dalam keterangannya, Kajati menegaskan kalau tudingan AMPB tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
"Saya sudah meng-clear kan kepada pihak-pihak. Saya tidak pernah intervensi dan ikut campur masalah proyek. Justru saya ini mendukung pembangunan daerah dengan adanya pengawalan di bidang intelijen dan proyek strategis," ujar Kajati didampingi Asisten Intelijen Raharjo Budi Kisnanto.
Kajati juga menjelaskan, pendampingan yang dilakukan pihaknya bertujuan agar pembangunan tepat waktu, tepat sasaran, serta menjaga kualitas dan kuantitas.
"Kami sudah tekankan berulang kali, kalau ada yang mengatasnamakan Kajati, laporkan ke saya. Itu tidak benar dan tolong kesampingkan," tegas mantan Kajati Gorontalo tersebut.
Diakhir pertemuan dengan AMPB, Kajati Riau kembali menegaskan komitmennya dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi di Bumi Lancang Kuning.
Dia meminta peran serta masyarakat, termasuk mahasiswa, agar Negeri Melayu Riau ini bersih dari praktik korupsi.
"Tadi saya juga sudah jelaskan, sepanjang itu alat buktinya kuat, kita akan tindak lanjuti," lanjut Kajati.
"Kepada mahasiswa pokoknya kumpulkan dulu, pul data pul baket. Kalau itu ada indikasi yang kuat, akan kita tindak lanjuti. Kalau tidak, kita juga tidak mau menzalimi," sebut Jaja mengakhiri.