Laporan Linda Mandasari
RIAUONLINE, PEKANBARU-Arab Melayu adalah aksara pertama dalam penyebaran bahasa Melayu di nusantara yang pantun dengan dakwah syiar agama Islam pada abad ke-12 Masehi.
Disebut Arab Melayu, karena merupakan huruf-huruf Arab yang sengaja digubah untuk mewakili bunyi bahasa Melayu. Seni penulisan ini juga dikenal dengan sebutan Jawi, Jawoe, Kawung dan untuk tulisan Arab yang berbahasa Jawa disebut Pegon.
Namun demikian, walaupun sambutannya pada tiap wilayah, buku ini hanya akan menyebut dengan Arab Melayu saja. Saat ini Riau Online akan membahas mengenai Indonesia, Yuk kenali fakta mengenai Arab Melayu, simak ulasannya berikut ini.
Dalam adat dan budaya Melayu, pemakaian bahasa dibedakan dalam tiga kelompok:
- Bahasa mendaki digunakan oleh orang muda terhadap orang yang lebih tua atau orang yang lebih rendah kedudukannya terhadap orang yang lebih tinggi kedudukannya.
- Bahasa mendatar digunakan antara sama sebaya atau yang berkedudukan setara.
- Bahasa menurun digunakan oleh orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya, terhadap yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya.
Hal ini setara dengan tipe sikap efektif dalam hubungan sosial orang Melayu yang berbunyi : "hormati yang tua, kasih yang sebaya, sayangi yang muda." Berkenaan dengan hal itu, tunjuk ajar Melayu menyatakan:
Yang disebut adat berbahasa:
Tahu alur dengan patutnya
Tahu memilih kata mendaki
Tahu memakai kata mendatar
Tahu menyimak kata menurun
Supaya aib tidak tersimbah
Supaya malu tidak terdedah
Apa tanda orang berbangsa
Bercakap tahu berbudi bahasa
Berkata arif dalam berbahasa
Bertutur bijak berkata-kata
Mengenal Arab Melayu
Indonesia, Yuk kenali fakta mengenai Arab Melayu selanjutnya adalah mengenal arab melayu. Arab Melayu adalah aksara pertama dalam penyebaran bahasa Melayu di nusantara yang pantun dengan dakwah syiar agama Islam pada abad ke-12 Masehi. Disebut Arab Melayu, karena merupakan huruf-huruf Arab yang sengaja digubah untuk mewakili bunyi bahasa Melayu.
Seni penulisan ini juga dikenal dengan sebutan Jawi, Jawoe, Kawung dan untuk tulisan Arab yang berbahasa Jawa disebut Pegon. Namun demikian, walaupun sambutannya pada tiap wilayah, buku ini hanya akan menyebut dengan Arab Melayu saja.
Penggunaan lambang huruf Arab Melayu tidak hanya terjadi antar sesama bangsa Melayu, namun juga dengan bangsa lainnya khususnya Eropa.
Tulisan Arab Melayu antara bangsa ini meliputi perjanjian dagang, surat menyurat antara raja-raja Melayu dengan pemerintah Eropa dan lain sebagainya. Arab Melayu tidak hanya didominasi oleh Islam.
Banyak produk obat dan makanan asal Eropa dan Cina yang juga menggunakan Arab Melayu dalam kemasan produknya. Seakan-akan aksara ini menjadi labelisasi halal pada masa itu. Kewajiban qiraah Alquran bagi umat Islam, memuluskan pula upaya penyebaran aksara dan bahasa Melayu di nusantara.
Di masa lampau, ketika seseorang dapat membaca Al-quran, sudah dipastikan dapat pula membaca aksara Arab Melayu. Dan ketika sudah menguasai maupun fasih berbahasa Arab secara otomatis akan mampu menulis aksara Arab Melayu dengan baik.
Keberadaan Arab Melayu yang terekam ke dalam berbagai bahan bacaan sejak semula digunakan hingga akhir abad ke-20 Masehi, masih terasa dan perkembangannya.
Para ulama di Indonesia banyak yang telah menerjemahkan berbagai kitab berbahasa Arab ke dalam bahasa Melayu dengan tulisan Arab Melayu. Sastrawan dan pujangga melalui juga turut serta membubuhkan karya dengan Arab Melayu hingga menyebar ke seluruh kawasan Asia tenggara.
Sekian informasi mengenai Indonesia, Yuk kenali fakta mengenai Arab Melayu. Semoga informasi yang telah Riau Online berikan bermanfaat bagi pembaca.